Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/06/2022, 06:00 WIB

KOMPAS.com - Penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) kemungkinan akan mengalami banyak perubahan fisik dan emosional menjelang kematiannya, dengan gejala utama sesak napas.

Mengutip Healthline, PPOK adalah penyakit progresif. Meskipun pengobatan dapat memperlambat perkembangan dan membantu gejala, tidak ada obatnya.

Umumnya, penderita PPOK mengalami penurunan fungsional panjang yang terdiri dari empat tahap, yaitu:

  • Stadium 1: ringan. Anda bahkan mungkin tidak menyadari ada masalah.
  • Stadium 2: sedang. Gejala gangguan pernapasan persisten terjadi.
  • Stadium 3: parah. Sesak napas semakin parah, aktivitas fisik sulit, dan gejala pernapasan mulai mempengaruhi kualitas hidup.
  • Stadium 4: tahap akhir. Anda mengalami gagal napas kronis, eksaserbasi parah, dan kesulitan melakukan tugas sehari-hari.

Baca juga: 8 Gejala PPOK yang Perlu Diwaspadai

Mengutip Medical News Today, Global Initiative for Obstructive Lung Disease menilai tingkat keparahan dan stadium PPOK hanya menggunakan volume ekspirasi paksa dalam 1 detik (FEV1).

Penyakit batu ginjal seringkali ditemukan pada orang dewasa. Namun, apakah anak-anak bisa mengalami batu ginjal?

FEV1 adalah ukuran seberapa banyak udara yang dapat dihembuskan seseorang dalam satu napas.

Dengan demikian, FEV1 setiap tahapnya berada pada kisaran berikut:

  • Stadium 1: FEV1 di atas 80 persen
  • Stadium 2: FEV1 adalah 50–80 persen
  • Stadium 3: FEV1 adalah 30-50 persen
  • Stadium 4: FEV1 turun di bawah 30 persen

PPOK adalah kategori kondisi yang mencakup emfisema dan bronkitis kronis, di mana ada gejala klinis untuk mengukur PPOK stadium akhir.

Baca juga: 5 Penyebab PPOK pada Orang Bukan Perokok

Gejala klinis adalah penyakit paru obstruktif kronik stadium akhir menjelang kematian yang dapat diungkapkan oleh pengujian di kantor dokter.

Gejala klinis tersebut dapat mencakup:

  • Oksigen darah rendah atau hipoksemia
  • Oksigen rendah di jaringan tubuh atau hipoksia
  • Rona kebiruan pada kulit karena kekurangan oksigen atau sianosis
  • Kegagalan pernapasan kronis yang terjadi ketika sistem pernapasan tidak dapat mengambil cukup oksigen atau melepaskan cukup karbon dioksida.

Mengutip Healthline, selama waktu ini, gejala yang sementara selama tahap awal PPOK menjadi konstan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+