KOMPAS.com - Istilah "blue code" mulai ramai diperbincangkan masyarakat sejak selebriti Lutfi Agizal menceritakan kondisi buah hatinya yang harus masuk ke NICU setelah mengalami blue code saat persalinan.
Lalu apa itu blu code? Rumah sakit sering menggunakan nama kode untuk mengingatkan staf mereka tentang keadaan darurat atau peristiwa lainnya.
Kode-kode ini dapat dikomunikasikan melalui interkom di rumah sakit atau langsung ke staf menggunakan perangkat komunikasi seperti pager.
Kode memungkinkan personel rumah sakit yang terlatih untuk merespons dengan cepat dan tepat berbagai peristiwa.
Penggunaan kode juga dapat membantu mencegah kekhawatiran atau kepanikan pengunjung dan orang yang dirawat di rumah sakit.
Kode rumah sakit yang paling umum adalah kode biru, kode merah, dan kode hitam.
Kode biru atau blu code menunjukkan keadaan darurat medis seperti henti jantung atau pernapasan.
Kode merah menunjukkan kebakaran atau asap di rumah sakit. Kode hitam biasanya berarti ada ancaman bom terhadap fasilitas tersebut.
Baca juga: Mengenal Operasi Tulang Ekor, Opsi Akhir Atasi Nyeri Ujung Tulang Belakang
Kode biru adalah kode darurat yang paling dikenal secara universal. Kode biru berarti ada keadaan darurat medis yang terjadi di dalam rumah sakit.
Penyedia layanan kesehatan mengaktifkan kode biru, biasanya dengan menekan tombol peringatan darurat atau menekan nomor telepon tertentu, jika mereka merasa nyawa orang yang mereka tangani dalam bahaya.
Biasanya, rumah sakit juga memiliki tim khusus untuk mengangani blue code. Tim tersebut terdiri dari dokter, perawat, terapis pernapasan, dan apoteker.
Dokter dan perawat adalah orang-orang yang biasanya mengkonfirmasi status pasien dengan memeriksa tanda-tanda vital seperti denyut nadi atau tanda-tanda pernapasan.
Mereka mungkin menyebut kode biru jika pasien tidak mendapatkan cukup darah beroksigen yang dipompa ke seluruh tubuh karena gangguan pernapasan atau serangan jantung.
Kode biru juga bisa diaktifkan ketika pasien bernafas tetapi kondisinya kritis.
Baca juga: 10 Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Paru-paru yang Harus Dihindari
Tanggapan rumah sakit terhadap panggilan kode biru bervariasi tergantung pada kondisi pasien.
Dokter medis biasanya mengambil alih situasi kode biru. Jika dokter atau perawat menelepon karena jantung pasien berhenti atau mereka tidak dapat menemukan tanda-tanda pernapasan, mereka mulai melakukan CPR.
Upaya lain mungkin termasuk intubasi pasien, yang melibatkan memasukkan tabung endotrakeal (ET) melalui mulut atau hidung pasien dan ke dalam trakea mereka.
Karena selang harus melewati pita suara, pasien tidak akan dapat berbicara sampai ET diangkat oleh staf.
Intubasi membantu upaya resusitasi selama kode biru dengan membuka jalan napas pasien dan membantu mereka bernapas.
Jika detak jantung pasien tidak teratur, staf dapat memutuskan untuk menggunakan defibrilator eksternal otomatis (AED) untuk membangun kembali irama jantung yang stabil.
Jika itu tidak membantu, dokter mungkin memberikan obat-obatan seperti epinefrin untuk memulai jantung pasien atau nalokson untuk membuat mereka bernapas.
Rumah sakit sering memiliki aturan yang ditetapkan tentang obat apa yang harus digunakan selama keadaan darurat medis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.