KOMPAS.com - Istilah Autism Spectrum Disorder (ASD) mungkin terdengar baru bagi Anda, namun ternyata istilah ini mengacu pada kata autisme yang mungkin sudah lebih akrab di telinga.
Istilah ASD sendiri juga bukan merupakan istilah baru karena sudah dikenalkan pada tahun 2013 lewat Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, Text Revision (DSM-5-TR) yang dikeluarkan oleh American Psychiatric Association.
Menurut panduan tersebut, istilah autisme yang sudah lama kita kenal masuk ke dalam kategori ASD yang mengacu pada gangguan perkembangan saraf.
Baca juga: Apakah Anak Autis bisa Sembuh?
Healthline menjelaskan bahwa istilah baru ini juga mencakup diagnosis yang baru, meskipun istilah lama tidak sepenuhnya dihapuskan.
Autism Spectrum Disorder (ASD) sendiri disebutkan sebagai spektrum karena ada berbagai tanda dan gejala, serta dampak dan dukungan berbeda yang diperlukan oleh masing-masing individu.
Bahkan, Healthline menjelaskan bahwa dua orang yang mengidap autisme belum tentu memiliki gejala yang berbeda istilah spektrum lebih tepat untuk digunakan.
Sedangkan Cleveland Clinic menyebutkan bahwa ASD sekarang ini merupakan suatu istilah yang meliputi beberapa kondisi, seperti autisme, gangguan perkembangan pervasif yang tidak spesifik (PDD-NOS), dan sindrom Asperger.
Meskipun ASD digunakan sebagai istilah umum yang mengacu beberapa kelainan perkembangan saraf otak, namun istilah autisme masih bisa tetap digunakan.
Cleveland Clinic juga menyebutkan ada beberapa karakteristik ASD, seperti:
Baca juga: Tanda-tanda dan Penyebab Autisme
Melansir CDC, ASD bisa dialami sebelum usia 3 tahun dan akan berlangsung seumur hidup, meskipun gejalanya bisa dikurangi secara bertahap.
Sayangnya, tidak ada penyebab ASD yang diketahui secara spesifik.
Meskipun begitu, ada beberapa kemungkinan penyebab ASD yang disebutkan oleh CDC, seperti:
Tidak hanya itu saja, CDC juga menjelaskan bahwa pengidap ASD lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki daripada anak perempuan.
Penelitian yang dilakukan oleh National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa ASD yang diidap oleh seseorang, baik usia kanak-kanak hingga dewasa, dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.
Cleveland Clinic juga menyebutkan bahwa tidak ada penyebab pasti yang diketahui sebagai penyebab dari ASD.
Faktor genetik dan lingkungan dinilai sebagai penyebab ASD, dan beberapa kasus, seperti melahirkan di umur senja, kelahiran dengan berat badan rendah, prematur, serta penggunaan asam valproat atau thalidomide selama kehamilan dinilai memberikan risiko lebih besar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.