KOMPAS.com - Autisme bisa menyerang siapa saja dan menurut data dari Kementerian Kesehatan Indonesia, penderita autisme di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 500 orang setiap tahunnya.
Kabar baiknya adalah gejala autisme bisa diringankan melalui terapi dan pengobatan medis dari dokter meskipun autisme sendiri tidak bisa disembuhkan.
Terapi dan pengobatan tersebut bisa langsung dilakukan ketika sudah terlihat tanda-tanda dan gejala autisme sejak dini.
Baca juga: Autisme: Ciri-ciri, Penyebab, dan Cara Menangani
WebMD menyebutkan beberapa tanda dari autisme, seperti:
Tanda-tanda autisme yang disebutkan di atas sebenarnya hanya segelintir saja dan masih ada beberapa tanda lain yang bisa digunakan untuk melakukan deteksi autisme.
NIH sendiri memberikan 2 tanda besar yang bisa digunakan untuk mendeteksi autisme, yaitu melalui interaksi sosial dan melalui perilaku yang diulang-ulang.
NIH juga menambahkan bahwa sebenarnya tanda-tanda autisme sering tidak terdeteksi saat bayi dan baru mulai terlihat ketika menginjak masa sekolah, bahkan ketika remaja dan dewasa.
Untuk usia sekolah dan remaja biasanya bisa dilihat dari caranya berkomunikasi dan kemampuannya dalam memahami lawan bicara, termasuk dalam hal humor, sindiran, dan perumpamaan.
Namun sayangnya, mengetahui tanda-tanda autisme pada usia dewasa lebih sulit karena tanda-tandanya bisa cukup mirip dengan gangguan mental yang lainnya, seperti gangguan kecemasan atau ADHD.
Baca juga: Kenali Gejala Autisme Pada Anak
Banyak sekali ahli yang tidak mengetahui secara pasti mengenai penyebab autisme.
Namun menurut WebMD, beberapa penelitian menunjukkan bahwa gabungan gen dan lingkungan bisa mempengaruhi perkembangan sehingga mengakibatkan autisme.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kelainan gen, faktor metabolisme atau biokimia, dan paparan terhadap virus tertentu bisa menyebabkan autisme.
NIH juga memberikan beberapa penyebab autisme, seperti: