KOMPAS.com - Sudah menjadi rahasia umum bahwa minum kopi berlebihan bisa menyebabkan kegelisahan.
Psikolog Susan Bowling juga mengatakan bahwa kafein dalam kopi bisa memperburuk gejala penderita kecemasan.
Hal ini terjadi karena kafein merupakan stimulan kuat yang secara alami ditemukan dalam biji kopi memicu kecemasan dengan mempercepat fungsi tubuh.
Baca juga: Cara Mengobati Penyakit Lupus Kulit yang Perlu Diketahui
Efek alami kafein merangsang sejumlah sensasi, seperti jantung berdetak lebih cepat, tubuh memanas, tingkat pernapasan meningkat. Semua hal tersebut mirip dengan gejala kecemasan.
"Secara psikologis, sulit bagi pikiran Anda untuk mengenali bahwa ini bukan kecemasan karena rasanya sama," ucap Bowling.
Menurut National Library of Medicine, tanda-tanda umum kecemasan yang dipicu kafein meliputi:
Lebih dari 400 miligram kafein per hari (sekitar empat hingga lima cangkir kopi) dapat meningkatkan kemungkinan kecemasan dan serangan panik pada orang yang sensitif terhadapnya.
Namun, efek kafein pada setiap orang berbeda-beda.
"Ada orang yang tidak mengalami gejala apapun saat meminum kafein. Namun ada juga yang sangat sensitif terhadap kafein," ucap Bowling.
Menurut sebuah studi tahun 2019 di American Journal of Clinical Nutrition, orang yang sensitif terhadap efek kafein dapat memetabolismenya lebih lambat daripada yang lain.
Hal ini mengakibatkan kafein bertahan lebih lama di dalam tubuh.
Jika Anda rentan terhadap perasaan cemas setelah minum kopi, hal ini bisa menjadi lingkaran setan.
Orang yang mengalami kecemasan biasanya tidak bisa tidur di malam hari. Lalu mereka minum kopi untuk meningkatkan energi di pahi hari. Lalu pada malam harinya, mereka tidak bisa kembali tidur.
Siklus seperti itu akan terus berulang dan menjadi lingkarang setan.
Baca juga: 8 Ciri-ciri Kanker Payudara Tahap Awal, Tak Selalu Benjolan
Beberapa orang mungkin ingin secara bertahap mengurangi atau membatasi konsumsi kafein untuk membantu menghindari gejala penarikan kafein.
Gejala umum penarikan kafein termasuk sakit kepala, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, dan lekas marah.
Menurut ulasan Journal of Caffeine Research, secara perlahan mengurangi kafein dengan menurunkan dosis dapat membantu mengurangi gejala-gejala ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.