Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Kelainan Jantung Terkait Covid-19

Kompas.com - 26/09/2022, 12:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelarut vaksin yang merupakan lipid sintetis rantai panjang akan merusak integritas sel. Namun hal ini memudahkan benih virus yang ada dalam vaksin masuk dan memicu reaksi imunitas.

Reaksi imunitas ini dipicu oleh pelepasan berbagai mediator peradangan. Mediator peradangan, terutama sitokin akan mengundang sel-sel imunitas limfosit untuk segera bereaksi.

Sitokin juga memicu pelepasan somatostatin. Somatostatin memicu penghentian pelepasan insulin dan glukagon oleh pakreas.

Akibat penghentian pelepasan insulin dan glukagon, proses anabolisme dan katabolisme terhenti. Hal ini mengakibatkan berbagai metabolit seperti karbohidrat, protein dan lemak tidak dapat memasuki sel.

Kondisi ini juga akan meningkatkan tekanan osmotik darah. Peningkatan tekanan osmotik mengakibatkan perpindahan cairan dari jaringan ke intravaskuler.

Perpindahan cairan ke intravaskuler akan mengakibatkan peningkatan tekanan hidrostatik. Peningkatan tekanan hidrostatik mengakibatkan peningkatan laju aliran darah. Terjadi peningkatan pembentukan urin.

Reaksi peradangan akan memicu pelepasan hormon stres. Hormon stres terutama epinefrin dan norepinefrin akan memicu pelepasan glukagon. Glukagon akan memicu proses katabolisme dengan cara memengaruhi lisosom dan peroksisom.

Lisosom dan peroksisom akan melakukan mekanisme autofagi-diabetes. Akibatnya kadar glukosa bebas semakin tinggi.

Tekanan osmotik juga semakin meningkat. Hal ini yang memicu pelepasan somatostatin dan juga vasopresin.

Pada orang-orang dengan obesitas glukosa yang dihasilkan akan semakin banyak. Sehingga vasopresin semakin banyak dihasilkan. Semakin banyak vasopresin yang dilepaskan mengakibatkan efek vasokonstriksi semakin kuat.

Pada arteri koronaria, efek vasokonstriksi ini dirasakan sebagai nyeri dada. Nyeri ini semakin kuat, dengan semakin banyaknya vasopresin yang dilepaskan. Hal ini semakin menjadi dengan meningkatnya kerja jantung.

Salah satu isu yang mengemuka tentang meningkatnya kejadian serangan jantung pada atlet. Beberapa atlet yang dikabarkan telah menerima vaksinasi.

Padahal kondisi kesehatan para atlet tersebut sangat baik. Tak heran tudingan konten tambahan pada vaksin mengemuka.

Padahal seandainya pemahaman mekanisme autofagi-diabetes diterapkan, kejadian ini dapat dijelaskan dan dicegah.

Pemahaman ini tidak hanya mencegah kejadian kelainan jantung terkait covid-19. Tapi juga kelainan jantung lain yang didasarkan mekanisme kompensasi keseimbangan cairan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau