Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dikdik Kodarusman
Dokter RSUD Majalengka

Dokter, peminat kajian autofagi. Saat ini bekerja di RSUD Majalengka, Jawa Barat

Kelainan Jantung Terkait Covid-19

Kompas.com - 26/09/2022, 12:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pada aktivitas fisik, glukoneogenesis ini terjadi hebat. Kondisi diakibatkan penggunaan glukosa yang tinggi oleh sel.

Pelepasan glukosa semakin banyak terutama pada laki-laki. Hal ini diduga berkaitan dengan pengaruh hormon testosteron yang meningkatkan penggunaan energi.

Akibatnya, glukosa darah meningkat. Peningkatan kadar glukosa meningkatkan tekanan osmotik darah. Hal ini yang akan memicu pelepasan vasopresin. Vasopresin yang dilepaskan dan aktivitas yang tinggi meningkatkan beban jantung.

Pelepasan vasopresin bertambah dengan adanya proses peradangan. Peradangan pascavaksinasi akibat replikasi virus ataupun zat pelarut PEG (polyetylene glycol).

Beban jantung yang tidak terkompensasi mengakibatkan kerusakan pada otot jantung. Namun kondisi ini tidak harus terjadi jika kita memahami mekanisme autofagi-diabetes.

Vasopresin mengakibatkan penyempitan arteri dan arteriol. Jika penyempitan tersebut terjadi pada arteri koronaria akan cukup fatal.

Penyempitan arteri koronaria mengakibatkan transpor nutrisi terutama oksigen terganggu. Mulai kondisi iskemi, infark bahkan nekrosis. Akibatnya terjadi lagi peradangan baru pada miokardium.

Kelainan ini terutama terjadi pada pria dewasa muda. Hal ini terutama dipengaruhi oleh fungsi hormon.

Hormon testosteron yang banyak terdapat pada pria memiliki efek yang memacu kerja sel, termasuk sel otot jantung (miokardium).

Sebaliknya hormon estrogen yang banyak pada wanita memberikan efek perlindungan pada otot jantung dari kerusakan. Meskipun mekanisme perlindungannya belum jelas.

Meski saat ini tengah diuji cobakan pemanfaatan estrogen untuk kelainan jantung paska menopause.

Namun yang harus diperhatikan adalah keseimbangan cairan. Selama ini banyak sekali pihak, terutama kelompok antivaksin yang menyoroti efek samping tersebut. Sayangnya mereka lupa untuk coba mengatasi masalah tersebut.

Padahal untuk mencegah kondisi tersebut tidak terlalu rumit. Cukup minum sebanyak mungkin setiap habis buang air kecil.

Itu cukup untuk mencegah pelepasan vasopresin. Tujuan dari menjaga keseimbangan cairan. Menyelesaikan sebuah proses, mencegah kompensasi lanjutan yang diakibatkan upaya penghambatan atau pengabaian.

Waktu minum setelah buang air kecil merupakan indikasi selesainya proses glukoneogenesis. Kondisi ini merupakan kondisi optimal keseimbangan cairan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau