Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Pentingnya Imunisasi pada Anak? Ini Penjelasan Ahli...

Kompas.com - 22/05/2024, 14:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan menggalakkan program imunisasi yang diberikan sejak bayi baru lahir. Lantas, apa pentingnya imunisasi pada anak?

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A (K) M.Si menjelaskan, imunisasi lengkap dari bayi hingga usia sekolah berperan penting untuk membentuk kekebalan tubuh yang spesifik terhadap virus dan bakteri penyebab penyakit.

“Yang praktis, sudah terbukti di banyak negara adalah dengan imunisasi, gratis di fasilitas kesehatan pemerinstah tinggal datang,” kata Profesor Miko dalam webinar yang digelar IDAI, seperti dikutip Antara, Selasa (21/5/2024).

Baca juga: Jenis Imunisasi Dasar Lengkap bagi Anak dan Dewasa

Profesor Miko mengatakan, penelitian di beberapa negara membuktikan bahwa imunisasi penting karena balita dan murid sekolah rentan terinfeksi penyakit menular.

Pada bayi dan balita, kekebalan tubuhnya belum sempurna sepenuhnya, sedangkan di sekolah banyaknya anak murid yang bercampur di satu area dan bertemu setiap hari sehingga meningkatkan risiko tertular penyakit, sakit berat, cacat, hingga meninggal.

Profesor Miko melanjutkan, kekebalan tubuh akan terjaga dan terhindar dari penyakit spesifik hanya dalam hitungan dua minggu setelah pemberian imunisasi pada anak.

Sementara itu, makanan bergizi, madu, herbal, atau olahraga sifatnya untuk pemulihan dan sering kali kurang efektif.

“Herbal madu segala macam itu penyembuhan dan pencegahan itu harus mandiri masing-masing jadi enggak efisien dan kurang efektif,” katanya.

Imunisasi dapat mematikan virus dan bakteri spesifik tertentu, kalo ASI, herbal, madu enggak bisa dia, enggak punya kekebalan fisik, sehingga semua negara tetap melakukan imunisasi rutin,” imbuhnya.

Baca juga: Dokter Larang Pemberian Paracetamol pada Anak Usai Imunisasi

Anggota Satgas Imunisasi IDAI juga menjelaskan, berdasarkan survei Kementerian Kesehatan tahun 2023, anak-anak di Indonesia yang imunisasinya tidak lengkap rata-rata karena orangtua atau keluarga tidak mengizinkan diimunisasi.

Ada juga yang beralasan ragu dengan keamanan imunisasi dan khawatir akan efek samping imunisasi atau KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) sekitar 31,2-47,3 persen.

Selain itu, orangtua juga masih belum memahami bahaya penyakit yang ditimbulkan bila tidak imunisasi.

“Sebab, utamanya tidak memahami bahaya penyakit, lebih memikirkan takut KIPI, imunisasi ganda, padahal bahaya penyakitnya jauh lebih besar daripada imunisasi ganda, banyak yang tidak tahu di rumah sakit banyak anak yang sakit berat dan meninggal,” katanya.

Oleh sebab itu, Profesor Miko mengajurkan agar orangtua, keluarga, dan pihak sekolah dapat mendukung pemberian imunisasi anak secara lengkap dan tepat waktu sehingga si kecil dapat terhindar dari penyakit berat, cacat, hingga meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau