KOMPAS.com - Wanita mungkin pernah mengeluh soal gangguan kesehatan pada organ reproduksinya, seperti vagina sakit atau terasa nyeri.
Vagina sakit membuat wanita mengalami penurunan hasrat seksual, kesakitan saat penetrasi, hingga susah hamil.
Baca juga: 2 Penyebab Vagina Longgar, Bukan karena Berhubungan Seks
Karena itu, wanita perlu tahu macam-macam pemicu vagina sakit, dari infeksi jamur hingga vaginismus.
Vagina sakit bukan kondisi yang bisa disepelekan, meski beberapa dapat sembuh dengan sendirinya.
Untuk itu, berikut 9 pemicu vagina sakit yang perlu diketahui para wanita:
Infeksi jamur pada vagina adalah pemicu vagina sakit yang tak bisa dianggap enteng.
Wanita bisa menderita infeksi jamur setidaknya dua kali seumur hidup, sejak masa puberta hingga setelah menopause.
Dilansir dari Women's Health, infeksi jamur menyebabkan vagina sakit dan gatal-gatal. Selain itu, infeksi jamur juga memicu tanda-tanda lain, yaitu:
Baca juga: 4 Tanda-tanda Bibir Vagina Membesar dan Kapan Perlu ke Dokter
Pemicu vagina sakit lainnya yang perlu Anda ketahui adalah vaginosis bakterialis. Penyakit ini terjadi karena pertumbuhan bakteri yang tak terkendali di vagina.
Selain nyeri vagina, gejala lain vaginosis bakterialis yang kerap membikin para wanita khawatir dan tak nyaman, yaitu:
Pada beberapa kasus, vaginosis bakterialis dapat sembuh dengan sendirinya, namun Anda tetap dianjurkan melakukan konsultasi dengan dokter.
Infeksi menular seksual (IMS) juga dapat menyebabkan nyeri pada vagina atau vulva, serta sensasi gatal dan terbakar.
Dilansir dari Verywell Health, berikut beberapa IMS yang memicu vagina sakit:
Baca juga: 4 Penyebab Vagina Terlalu Rapat Saat Berhubungan Seks
Infeksi saluran kemih (ISK) menjadi salah satu pemicu vagina sakit karena aktivitas kencing yang tak biasa, seperti tidak bisa menahan kencing.
Selain vagina sakit dan sering kencing, tanda-tanda ISK lainnya yaitu:
Iritasi pada vagina bisa menyebabkan organ kewanitaan itu terasa sakit dan nyeri. Iritasi bisa dipicu oleh deterjen, sabun, kondom, hingga penggunaan pembalut.
Rasa sakit pada vagina akibat iritasi biasanya akan mereda atau sembuh sendirinya dengan tidak menggunakan produk-produk tersebut.
Endometriosis adalah masalah organ reproduksi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim.
Vagina sakit merupakan salah satu gejala endometriosis yang paling umum. Penyakit ini juga kerap ditandai dengan nyeri panggul, kembung, hingga pendarahan.
Baca juga: 4 Fakta tentang Vagina yang Jarang Diketahui Pria
Nyeri vagina juga bisa terjadi karena perubahan hormonal saat menopause atau henti haid.
Saat sudah menopause, vagina bisa lebih kering. Kulitnya pun semakin tipis dan mudah robek. Kondisi inilah yang menyebabkan vagina sakit, terutama setelah berhubungan seks.
Jaringan di dalam dan sekitar vagina bisa robek atau memar saat berhubungan seks dengan menggebu-gebu. Hal tersebut menyebabkan rasa sakit dan radang di sekitar vulva.
Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang memiliki kulit tipis dan cenderung kering atau mengalami kondisi seperti eksim atau psoriasis.
Vaginismus adalah kondisi saat otot vagina mengalami kejang. Hal ini menyebabkn vagina sakit dan sulit melakukan hubungan seks melalui penetrasi.
Vagina sakit atau nyeri bisa dipicu oleh beberapa faktor. Beberapa bersifat sementara dan dapat hilang dengan sendirinya, ada pula yang perlu mendapat perawatan medis.
Untuk memastikan pemicu vagina sakit, seorang wanita perlu periksa ke dokter, sekaligus mengetahui cara untuk mengatasi kondisi tersebut.
Baca juga: Normalkah Vagina Terlalu Becek? Berikut Penjelasan Dokter
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.