Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 07/02/2023, 16:50 WIB

KOMPAS.com - Operasi mastektomi atau pengangkatan seluruh jaringan payudara, termasuk dalam terapi yang sering dilakukan dokter untuk mengobati kanker payudara.

Walau demikian, setelah sembuh tak jarang pasien merasa tidak percaya diri karena kondisi payudara yang berubah, misalnya tak berbentuk utuh atau dada menjadi rata.

Akibatnya, pasien juga merasa tidak nyaman saat berolahraga, sulit memilih baju, merasakan nyeri, hingga tidak percaya diri saat berhubungan seksual.

Kondisi tersebut sebenarnya bisa dicegah dengan bedah rekonstuksi payudara.

“Sebagai perempuan wajar jika merasa tidak utuh setelah tindakan pembedahan payudara. Karenanya bedah rekonstuksi pada penyintas kanker dapat meningkatkan kualitas hidup,” papar dokter spesialis bedah plastik rekonstuksi dan estetik, dr.M Rachadian Ramadan, Sp.B.P.R.E, Sub.Sp.M.O.(K), dari RS Pondok Indah Jakarta.

Baca juga: Mastektomi dan Lumpektomi, Operasi Untuk Mengatasi Kanker Payudara

Dia menjelaskan, tujuan dari tindakan ini adalah untuk mengembalikan payudara ke bentuk, tampilan, dan ukuran, yang mendekati normal, setelah mastektomi atau pun lumpektomi (operasi pengambilan sel kanker dan sebagian jaringan sehat di sekitar payudara).

Dua pilihan

Bedah rekonstuksi sudah berkembang cukup lama di dunia. Secara umum terdapat dua pilihan, yaitu menggunakan jaringan tubuh pasien sendiri (flap) dan juga implan.

“Rekonstruksi dengan implan menggunakan implan yang aman, bukan yang cair. Walau praktis, hasilnya natural, dan pemulihannya sangat cepat, tetapi implan yang dipasang harus diganti setiap 10-15 tahun,” kata Rachadian.

Selain itu, karena implan merupakan benda asing, terkadang ada reaksi penolakan dari tubuh pasien. Risiko infeksi juga bisa timbul, walau menurut Rachadian, dengan pengerjaan di rumah sakit yang steril serta dokter spesialis yang berpengalaman, risiko itu bisa ditekan.

Pilihan rekonstruksi berikutnya adalah memakai jaringan tubuh, misalnya lemak dari paha dalam, bokong, atau pun perut, yang disebut dengan flap.

Baca juga: Cerita Aida Saskia Melawan Kanker, Operasi Pengangkatan Payudara hingga Krisis Kepercayaan Diri

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+