KOMPAS.com - Perlengketan usus sering kali terjadi setelah Anda melewati prosedur operasi di perut.
Mengutip Better Health, perlengketan (adhesi) adalah kondisi di mana pita jaringan parut menghubungkan dua permukaan tubuh bagian dalam yang biasanya terpisah.
Baca juga: Apa Beda Kanker Usus Besar dan Wasir?
Adhesi bisa membuat antarorgan atau jaringan di dalam tubuh menempel pada permukaan internal lainnya.
Perlengketan ini bisa terjadi pada organ reproduksi wanita (ovarium dan saluran tuba), usus, maupun jaringan sekitar jantung.
Artikel ini selanjutnya akan fokus mengulas tentang perlengkatan yang terjadi di usus.
Baca juga: Apakah Kanker Usus Besar Bisa Disembuhkan?
Dikutip dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK), perlengketan usus adalah kondisi ketika pita jaringan parut (bekas luka) yang terbentuk di dalam usus.
Pita jaringan parut bisa terbentuk antara dua atau lebih organ atau antara organ dengan dinding perut.
Biasanya, permukaan usus dan dinding perut Anda tidak saling terhubung saat Anda bergerak.
Namun, perlengketan dapat menyebabkan permukaan usus melekat atau saling menempel.
Adhesi dapat menekuk, memelintir, menarik, atau menekan usus dan organ lain di perut, menyebabkan gejala dan komplikasi, seperti obstruksi atau penyumbatan usus.
Baca juga: Apakah Kanker Usus Besar Berbahaya? Begini Penjelasannya...
Operasi perut sering kali yang menjadi penyebab perlengketan usus terjadi setelahnya.
Kondisi yang melibatkan peradangan atau infeksi di usus juga dapat menjadi penyebab perlengketan usus.
Kondisi tersebut meliputi:
Penyebab adhesi usus lainnya termasuk dialisis peritoneal jangka panjang yang biasa digunakan untuk mengobati gagal ginjal dan terapi radiasi.
Dalam beberapa kasus, perlengketan usus sudah terjadi sejak bayi lahir.
Baca juga: 6 Cara Mengobati Kanker Usus Besar dan Efek Sampingnya