Sebetulnya masalah kegemukan sudah terjadi berabad-abad yang lalu. Hipokrates (460-370 SM), filosof Yunani kuno, mengamati bahwa kematian mendadak lebih sering terjadi pada mereka yang berbadan gemuk daripada mereka kurus.
Ia mencetuskan ide untuk makan sekali saja dalam sehari dan mengonsumsi banyak lemak sehat agar obesitas berkurang.
Riset di dunia kesehatan menumbuhkan pemahaman bahwa puasa juga dapat menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin, meningkatkan energi, menurunkan kolesterol dalam darah, dan sejumlah manfaat lain.
Kini puasa semakin diyakini menjadi cara untuk mengatasi dan mencegah berbagai penyakit, sebagai alternatif atau komplemen terhadap pengobatan medis modern, seperti tindakan operasi, radiasi, kemoterapi, hormon terapi, imunoterapi, dan sebagainya.
Para ahli gizi mempelajari praktik-praktik puasa untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit tertentu. Varian puasa itu dapat disederhanakan menjadi puasa singkat, puasa sedang, dan puasa lama (Moore & Fung, 2017).
Puasa singkat jika berdurasi kurang dari satu hari, yaitu selama 12, 16 atau 20 jam. Pada puasa singkat ini, orang tidak boleh makan dan minum, atau hanya boleh minum saja.
Pertimbangannya, tanpa minum orang akan sakit karena tubuh memerlukan cairan agar organ-organ tubuh dapat berfungsi.
Untuk alasan kesehatan, cairan yang dapat diminum adalah air putih, kopi, atau teh.
Jika durasi puasa lebih lama, orang boleh minum kaldu atau jus. Semua minuman ini harus tidak mengandung gula atau kalori. Madu dan gula sintetis termasuk yang dilarang.
Varian puasa 16/8 tidak membolehkan orang makan selama 16 jam, misalnya dari pukul 8 malam hingga pukul 12 siang, dan boleh makan selama 8 jam selebihnya.
Ini adalah varian puasa yang cukup populer, karena memanfaatkan waktu tidur malam dan hanya mengurangi sarapan.
Varian puasa singkat yang lebih lama adalah 20/4, dengan jendela makan hanya 4 jam dalam sehari, misalnya antara pukul 14 siang hingga 18 sore.
Adapun puasa berdurasi sedang terbagi dalam beberapa varian, yaitu puasa 24, 36, atau 42 jam. Varian puasa 24 jam dilakukan dengan hanya makan sekali sehari, misalnya pada setiap pukul 19 malam, dan dilakukan secara berselang seling dengan hari tidak puasa atau dilakukan berturut-turut selama 5 hari dalam seminggu.
Varian puasa berdurasi lama adalah jika dilakukan selama lebih dari 42 jam. Manfaat puasa berdurasi lama adalah lebih cepat mencapai tujuan yang diharapkan, misalnya berat badan turun.
Banyak orang telah mencoba berpuasa jangka panjang tanpa makan dan hanya minum. Rekor terlama konon dilakukan oleh seorang pemuda Skotlandia pada tahun 1970-an. Ia tercatat berpuasa selama 382 hari berturut-turut.