Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andien Pilih Flexitarian Diet karena Intoleransi Laktosa

Kompas.com - 19/05/2023, 10:06 WIB
Niken Monica Desiyanti,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Penyanyi Andini Aisyah atau lebih dikenal dengan Andien, mengaku mengurangi produk hewani terutama susu karena memiliki intoleransi laktosa. Dia pun saat ini menjalani flexitarian diet.

Gejala intoleransi laktosa pada umumnya adalah rasa tidak nyaman pada pencernaan, bahkan diare, setelah mengonsumsi susu atau produk olahan susu lainnya.

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases Amerika mencatat bahwa ada sekitar 68 persen orang di dunia yang memiliki masalah dalam mencerna laktosa.

“Aku setiap mengonsumsi produk hewani atau turunannya itu biasanya begah, perut kaya kembung, sampai mual,” tuturnya kepada awak media di sela acara peresemian Gedung Radjawali Semarang Cultural Center, (15 Mei 2023).

Baca juga: Andien Aisyah Bentuk Sekolah Anak Percaya dengan Dana Pribadi

Pada penderita intoleransi laktosa, tubuh memproduksi enzim laktase (enzim untuk memecah laktosa) yang terlalu sedikit. Hal ini membuat laktosa yang tidak tercerna masuk ke dalam usus besar dan terfermentasi oleh bakteri sehingga menimbulkan pencernaan.

Orang dengan intoleran laktosa biasanya menghindari produk berbahan hewani untuk mencegah masalah kesehatan muncul. Seperti Andien yang mengaku menerapkan flexitarian diet sebagai solusi untuk intoleran laktosa yang dimilikinya.

“Untuk mengurangi produk hewani, aku menjalani flexitarian diet, itu diet semi-vegan,” kata penyanyi sekaligus penulis lagu ini.

Flexitarian diet merupakan gabungan kata dari fleksibel dan vegetarian. Diet ini fokus memperbanyak konsumsi makanan nabati dan mengurangi makanan berbahan dasar hewani.

Baca juga: Tips Menerapkan Pola Makan Plant Based Tanpa Menguras Kantong

Menurut Angelique Dewi Permatasari, Senior Marketing Representative Nutrifood mengatakan bahwa plant-based bisa menjadi alternatif bagi penderita intoleran laktosa.

“Plant based-food tidak mengandung bahan-bahan dari hewani, misalnya susu plant-based itu kan terbuat dari kedelai, kacang mete, atau almond, itu tidak mengandung laktosa. Jadi plant-based ini sangat cocok dan bisa jadi alternatif untuk orang yang memiliki intoleran laktosa,” jelasnya.

Belakangan ini susu plant-based menjadi populer di kalangan masyarakat, banyak kafe-kafe dan produk kemasan yang mencantumkan kategori plant-based untuk menarik daya jual produknya.

Menurut Angelique, selain menjadi solusi untuk penderita intoleran laktosa, plant-based food juga banyak dikonsumsi oleh mereka menerapkan konsep sustainability diet, atau pola makan yang umumnya sehat dan berdampak rendah terhadap lingkungan.

“Banyak orang-orang yang mulai menyadari pentingnya menjalankan sustainability diet, yaitu cara mengonsumsi makanan secara lebih bijaksana. Makanya tren plant-based ini populer di Indonesia,” jelasnya.

Baca juga: Jadi Pengganti Susu Sapi, Kenali Baik dan Buruk Susu Nabati

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau