Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noerolandra Dwi S
Surveior FKTP Kemenkes

Menyelesaikan pascasarjana FKM Unair program studi magister manajemen pelayanan kesehatan. Pernah menjadi ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban bidang pengendalian dan pencegahan penyakit. Sekarang menjadi dosen di Stikes NU di Tuban, dan menjalani peran sebagai surveior FKTP Kemenkes

Intervensi untuk Kesehatan Lansia

Kompas.com - 30/05/2023, 16:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

LANSIA adalah mereka yang berusia 60 tahun keatas dengan segala gambaran aktifitasnya. Lansia identik dengan masa purna tugas, biasanya dinyatakan dalam batas usia kerja yang ditetapkan.

Dalam jabatan pemerintah pada umumnya usia 58 tahun atau bisa 60 tahun. Untuk jabatan fungsional tertentu seperti guru, dosen, dan konsultan bisa sampai 65 tahun atau mundur 70 tahun.

Lapangan pekerjaan swasta umumnya juga memberi batasan pensiun sekitar 56 tahun. Sedang dalam pekerjaan informal, dapat bekerja seumur hidupnya.

Jumlah lansia terus meningkat sejalan pembangunan dan kesejahteraan. Pada 2016, jumlah lansia Indonesia 22.630.882 jiwa, terus meningkat dan menjadi 31.320.066 jiwa pada 2022.

Kemenkes memproyeksikan penduduk lansia 42 juta jiwa (30,82 persen) pada 2030 dan akan bertambah menjadi 48,2 juta jiwa pada 2035.

Pergeseran ke struktur penduduk tua (population ageing) dinamik dan terus terjadi sejak 2021, yaitu proporsi penduduk lansia menjadi 10,48 persen (2022).

Konsekuensi yang terjadi kemudian adalah perlunya upaya lebih besar dalam pelayanan kesehatan dan penyediaan sarana dan prasarana untuk menjamin keberlangsungan dan kesejahteraan kelompok lansia dalam masyarakat.

Population ageing merupakan penampilan kemajuan bangsa. Struktur penduduk usia tua terjadi di negara maju dan berkembang. Artinya umur harapan hidup meningkat, morbiditas menurun, dan fertilitas juga menurun.

Indonesia yang makin baik upaya kesehatan, akses pendidikan, lapangan kerja, kualitas hidup, dan berbagai aspek sosial ekonomi telah membuat derajat kesehatan meningkat. Di sinilah Indonesia mesti menangkap bonus demografi yang menguntungkan dari penduduk lansia tersebut.

Profil lansia Indonesia menunjukkan lansia perempuan 51,81 persen dan laki-laki 48,19 persen. Tingkat ketergantungan 16,09, artinya 100 penduduk usia produktif (15-59 tahun) menanggung 16 lansia.

Kemudian juga tercatat sekitar 3 dari 10 rumah tangga terdapat lansia sebagai anggota keluarga, dengan sekitar 56 persen lansia merupakan kepala rumah tangga.

Sejumlah 7,25 persen lansia tinggal sendiri, 20,85 persen lansia tinggal bersama pasangan. Sisanya tinggal bersama keluarga inti dan keluarga tiga generasi.

Lebih 80 persen lansia memiliki keluhan kesehatan dan mayoritas lansia dengan keluhan kesehatan berobat jalan ke puskesmas, dokter praktik dan bidan praktik mandiri sebagai pelayanan dasar pilihannya.

Masalah kesehatan lansia sangat kompleks dalam menjamin kelangsungan hidupnya. Kalau kita masuk ke ruang rawat jalan rumah sakit, dokter praktik maupun puskesmas, dominasi pasien kelompok lansia sangat menonjol.

Hal yang membuktikan bahwa prevalensi penyakit pada lansia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Sesuatu yang terjadi karena kerentanan terhadap penyakit meningkat seiring bertambahnya usia.

Lansia juga memerlukan waktu yang lebih lama dalam penyembuhan akibat kemunduran organ dan penurunan imunitas.

Saat ini hanya terdapat 13,3 persen lansia yang sehat dan dapat menjalankan aktifitas di Indonesia. Banyak lansia di rumah tangga dan lingkungan kita sangat tergantung perihal kesehatannya.

Gangguan kesehatan yang kerap kali menyerang lansia di Indonesia yang terbanyak berurutan gangguan sendi, kemudian diikuti dengan hipertensi, katarak, stroke, gangguan mental emosional, penyakit jantung dan diabetes mellitus.

Sementara penyebab kematian terbanyak berurutan karena stroke, penyakit saluran bawah kronik, TBC, hipertensi, penyakit jantung iskemik, diabetes mellitus, penyakit hati, dan pneumonia. Sungguh data yang memprihatinkan tentang lansia Indonesia.

Umur Harapan Hidup Indonesia sekarang mencapai 71,57 tahun (tahun 2021). Harapan kita semua untuk mencapai umur harapan hidup tersebut dengan aktifitas yang produktif, sosial, dan tetap sehat.

Namun ternyata tidak demikian kenyataan di negara kita. Umur harapan hidup sehat Indonesia adalah 62,8 tahun. Terdapat gab hampir sembilan tahun antara umur harapan hidup dengan umur harapan hidup sehat (HALE).

Berarti manusia Indonesia akan menghabiskan sembilan tahun usia hidupnya dalam kondisi sakit atau cacat (disabilitas). Kondisi yang tentu mencemaskan kita semua.

Para ahli menyebutkan terdapat tiga faktor utama yang menjadikan kelompok lansia rentan dengan penderitaan kesehatan yang saling memengaruhi semuanya.

Hal tersebut, yaitu kondisi tidak lagi produktif secara ekonomi, masalah kesehatan, dan membutuhkan pendamping sebagai pengasuh (caregiver).

Semua kondisi menjadi tantangan Indonesia agar lansia tetap dapat berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

Lansia harus diarahkan menjadi bonus demografi dan bukan menciptakan beban demografi (demographic tax). Sebuah tantangan yang harus dijawab Indonesia.

Yang mesti disadari bersama penyakit kelompok umur lansia bersifat kronik dan intrinsik persoalan kesehatan individu.

Karena usia kemunduran organ, gangguan metabolisme, kerentanan, dan pelayanan paripurna memang harus dikhtiarkan.

Perawatan kesehatan lansia membutuhkan pengobatan jangka panjang. Profil lansia Indonesia adalah lansia dengan kesehatan lemah yang memerlukan pendampingan. Bahkan tak menutup kemungkinan selama sisa umurnya harus berobat jalan.

Ketergantungan terkait kondisi HALE lansia selayaknya dikomunikasikan agar semua pihak melaksanakan intervensi sesuai peran masing-masing.

Kementerian Kesehatan RI yang bertanggung jawab terhadap kesehatan lansia tentu telah menyiapkan dan mengantisipasi kondisi population ageing yang terjadi.

Bagaimana perawatan kesehatan lansia harus ditujukan untuk menjaga lansia tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis.

Negara juga wajib menjamin ketersediaan pelayanan lansia dan memfasilitasi pemberdayaan kelompok lansia.

Penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang ramah lansia, meningkatkan upaya rujukan kesehatan lansia melalui klinik geriatri terpadu di rumah sakit, serta menyediakan sarana prasarana yang ramah bagi lansia.

Intervensi layanan primer mencakup peningkatan, penyuluhan, deteksi dini, pengkajian paripurna lansia, pelayanan kesehatan lansia sehat, dan pelayanan pasien geriatri sesuai kompetensi.

Di tahap rujukan menyediakan pelayanan geriatri terpadu yang dibutuhkan karena multimorbiditas, masalah psikososial, gangguan fungsional, dan berbagai sindrom geriatri. Terdapat pelatihan tenaga kesehatan dalam layanan geriatri terpadu.

Dalam komunitas dilaksanakan nursing home, bantuan ke rumah, posyandu lansia, dan pelaksanaan program puskesmas. Rujuk balik mendelegasikan diagnosa dan pengobatan geriatri di layanan primer. Di sini ketersediaan obat dan sarana menjadi menentukan.

Pemerintah memerlukan dukungan dan peran serta keluarga, lintas sektor, dan swasta. Ketergantungan lansia pada pemerintah sangat besar. Pemerintah yang sanggup menyediakan sarana dan prasarana pelayanan kesehatan (primer, sekunder, tersier) lansia di Indonesia.

Sudah waktunya pemerintah menyediakan fasilitas pelayanan yang lebih baik bagi lansia di masyarakat.

Ketersediaan panti sosial lansia, tempat-tempat umum yang ramah lansia, dan subsidi sosial untuk para lansia yang tidak beruntung perlu dilakukan. Negara, keluarga, lintas sektor, dan swasta dalam satu perjuangan merawat lansia.

Selamat Hari Lanjut Usia Nasional!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com