KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar bahwa jatuh cinta membuat orang bodoh? Ya, hal itu tampaknya bukan sekadar mitos belaka.
Nyatanya, banyak orang yang rela mempertaruhkan segalanya hanya untuk orang yang dicintainya.
Dalam kasus perselingkuhan misalnya, tak sedikit mereka yang berselingkuh memilih meninggalkan keluarganya hanya untuk membela orang yang ditaksirnya.
Baca juga: Ashanty Puasa 120 Jam, Ini Pendapat Dokter tentang Prolonged Fasting…
Bahkan, tak sedikit pula anak yang tega melawan orangtua hanya demi membela orang yang dicintainya meski belum tentu menjadi pasangan hidupnya.
Jatuh cinta membuat orang bodoh juga telah dibuktikan secara ilmiah.
Dalam laman Medical Daily disebutkan, hal tersebut terjadi karena adanya perubahan kimiawi pada orang yang sedang jatuh cinta.
Baca juga: Bukan Iseng atau Bercanda, Tanda Tangan Emoji Senyum Kapolda Babel Ternyata Asli
Dengan menggunakan pemindaian otak, para peneliti mampu memetakan perubahan kimiawi yang terjadi dan mengungkapkan bagian otak yang aktif dan bagian yang mati selama jatuh cinta.
Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa bagian otak yang penting untuk penilaian, korteks frontal otak, mati saat orang jatuh cinta.
Para peneliti yang menggunakan pemindaian MRI menemukan bahwa korteks frontal dinonaktifkan ketika seseorang diperlihatkan gambar orang yang mereka cintai.
Baca juga: Penjualan Minuman Keras Jadi Alasan Warga Tolak Pembukaan Bar di Hotel Kartika One
Hal ini membuat mereka menangguhkan semua kritik dan keraguan.
"Ketika Anda melihat seseorang yang Anda sukai, beberapa area otak menjadi aktif," kata Semir Zeki, profesor estetika saraf di University College London.
Namun, kata Zeki, bagian yang berperan dalam penilaian rasional dinonaktifkan saat seseorang sedang jatuh cinta.
Baca juga: Viral Video Laki-laki Disebut Terkena Moluskum karena Baju Thrift, Ini Kata Dokter
Zeki mengatakan bahwa otak dapat bertindak dengan cara ini untuk tujuan biologis yang lebih tinggi alias memungkinkan terjadinya reproduksi.
"Jika penilaian rasional ditangguhkan, bahkan pasangan yang paling tidak mungkin pun dapat berkumpul dan bereproduksi," ucap Zeki.
Pemindaian otak juga mengungkapkan bahwa bagian otak yang bertanggung jawab atas rasa takut dan bagian lain yang terlibat dalam emosi negatif ditutup.
Baca juga: Mensos Kaji Usulan Dedi Mulyadi soal KB Vasektomi Jadi Syarat Bansos
Tren
Brandzview
Tren
News
News
News
Brandzview
Money
News
Tren
News
News
Hype
Prov