KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendnegar tentang ADHD? ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan perkembangan syaraf yang mengakibatkan penderitanya sulit fokus, mengendalikan perilaku impulsif, dan terlalu aktif.
Biasanya, ADHD terdiagnosis pada masa kanak-kanak. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang mendapatkan diagnosis ADHD saat ia beranjak dewasa.
Sebenarnya, hal yang normal bagi anak-anak untuk kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu.
Namun, anak-anak dengan ADHD biasanya memiliki gejala berlanjut dan bisa parah hingga mereka mengalami banyak kesulitan, baik di rumah, sekolah, maupun dalam pertemanan.
Anak yang mengalami ADHD biasanya suka melamun, melupakan atau kehilangan banyak hal, gelisah, atau terlalu banyak bicara.
Mereka juga cenderung ceroboh, sulit menahan godaan, atau susah bergaul dengan orang lain.
Nah, salah satu hal yang memicu ADHD ini adalah faktor genetik.
Baca juga: 9 Tanda-tanda Kecanduan Kafein, Apakah Anda Mengalaminya?
Hampir 90 persen ADHD terjadi karena faktor genetik. Psikiatri dari New York, Stephen Faraone mengatakan bahwa sekitar 7000 gen berbeda terlibat dalam risiko ADHD.
Dalam studi yang dilakukannya, Faraone menemukan bahwa risiko ADHD diturunkan dalam keluarga.
Anak yang memiliki satu orang tua dengan ADHD juga menderita ADHD. Dan ketika kedua orang tua menderita ADHD, risiko anak mengalami ADHD bisa mencapai 33 persen.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.