Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kenali dan Cegah Sarkopenia pada Lansia

Kompas.com - 14/06/2023, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal itu akan berujung ke pemburukan dan komplikasi lanjut dari penyakit kronis, seperti diabetes, penyakit jantung, dan stroke.

Lantas apa yang bisa dilakukan bila kita mengalami sarkopenia? Tidak usah khawatir, karena ada beberapa cara yang bisa dikerjakan untuk mencegah dan mengobati sarkopenia.

1. Aktivitas fisik dan latihan kekuatan otot. Membiasakan pola hidup yang aktif dan tidak lama berdiam diri, mengikuti aktivitas fisik secara teratur, termasuk latihan aerobik dan latihan kekuatan otot, sangat penting untuk melawan sarkopenia.

Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, dan angkat beban dapat mempromosikan perkembangan otot, meningkatkan kekuatan, dan meningkatkan fungsi fisik secara keseluruhan.

2. Nutrisi seimbang dengan protein. Mengonsumsi makanan seimbang dengan asupan protein yang cukup penting untuk kesehatan otot.

Makanan kaya protein, seperti daging tanpa lemak, ikan, produk susu, kacang-kacangan, dan biji-bijian, berkontribusi pada sintesis dan perbaikan otot.

3. Aktif secara sosial. Mempertahankan hubungan sosial yang baik dengan sekitar Anda serta berperan aktif dalam berbagai kegiatan bersama sangat penting dalam upaya mengatasi sarkopenia.

Adanya komunitas sosial membuat kita memiliki wadah untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.

Kita juga dapat melakukan kegiatan olahraga bersama atau menjalankan pola makan tertentu bersama, sehingga lebih mudah dalam menjalankannya. Dua lebih baik dari satu dan satu ikat rotan tidak mudah patah dibandingkan hanya setangkai.

4. Melakukan pengkajian paripurna Geriatri. Pengkajian paripurna geriatri (Comprehensive Geriatric Assessment) merupakan metode pemeriksaan sistematik dan holistik yang dikerjakan oleh tim medis yang bertujuan menemukenali secara dini benih pada lansia yang berpotensi tumbuh menjadi pohon masalah dengan berbagai cabang-cabangnya.

Sarkopenia bukanlah suatu kondisi yang mendadak terjadi seperti batuk pilek, tapi merupakan suatu proses panjang bertahun-tahun yang terjadi pada otot kita.

Sayangnya kita tidak merasakan dampaknya di keseharian kita saat masih dini dan baru terasa saat sarkopeni sudah melewati ambang tertentu.

Deteksi dini sangat penting, karena lebih mudah menghancurkan benih (penyakit) daripada harus menebang pohon (penyakit) yang sudah besar dengan segala ranting-ranting dan buahnya.

Nah, setelah membaca tulisan ini, mari kita mulai lebih memperhatikan diri kita dan sekeliling. Apakah saya memiliki benihnya ataukah sudah memiliki pohon sarkopenia di dalam diri saya?

*Kepala Bagian Geriatri Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau