Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/06/2023, 16:30 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Thalasemia adalah kelainan darah yang diwariskan oleh orang tua kepada anak. Kondisi ini membuat penderita memiliki gejala anemia yang ringan hingga berat.

Penderita thalasemia dengan gejala yang sedang hingga berat perlu melakukan perawatan secara rutin, seperti transfusi darah dan terapi khelasi.

Perawatan secara berkala sangat diperlukan agar tidak menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti kelebihan zat besi, infeksi, pembesaran limpa, hingga penyakit jantung.

Untuk lebih memahaminya, ketahui bahaya thalasemia yang perlu diwaspadai berikut ini.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Thalasemia Mayor dan 5 Gejalanya

Bahaya thalasemia

Disarikan dari Mayo Clinic dan Medical News Today, berikut ini adalah beberapa bahaya thalasemia yang perlu diwaspadai.

  • Mengalami penumpukan zat besi

Penderita thalasemia bisa mengalami penumpukan zat besi, baik dari penyakit ini sendiri serta karena melakukan transfusi darah.

Penumpukan zat besi di dalam tubuh bisa sangat berbahaya karena bisa merusak jantung, hati, dan sistem endokrin.

  • Memperbesar risiko infeksi

Penderita thalasemia umumnya memiliki pembesaran limpa sehingga perlu dilakukan operasi untuk mengangkatnya. Namun, kondisi ini akan meningkatkan risiko infeksi pada penderita thalasemia.

Transfusi yang dilakukan juga akan meningkatkan risiko terkena penyakit yang ditularkan oleh darah yang terkontaminasi.

Baca juga: 2 Perbedaan Thalasemia dan Anemia yang Perlu Diperhatikan

  • Memiliki kelainan bentuk tulang

Thalasemia akan menyebabkan sumsum tulang mengembang sehingga ukuran tulang akan membesar.

Akibatnya, struktur tulang akan berubah, khususnya pada area wajah dan tulang tengkorak.

Kondisi ini juga akan membuat tulang menjadi lebih tipis dan rapuh sehingga meningkatkan risiko patah tulang.

  • Mengalami pembesaran limpa

Limpa merupakan salah satu organ tubuh yang membantu dalam melawan infeksi dan menyaring senyawa yang tidak berguna, seperti sel darah yang rusak.

Penderita thalasemia umumnya memiliki sel darah merah yang mudah rusak sehingga menyebabkan limpa membesar dan bekerja lebih keras daripada biasanya.

Pembesaran limpa akan membuat gejala anemia yang dirasakan menjadi lebih serius dan menurunkan kualitas sel darah merah yang didapatkan dari transfusi sehingga perlu dilakukan pengangkatan limpa.

  • Mengalami pertumbuhan yang lambat

Gejala anemia yang muncul pada penderita thalasemia, khususnya pada anak-anak, bisa mengganggu perkembangan tubuh serta memperlambat masa pubertas.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Thalasemia Minor, Gejala, dan Penurunannya pada Anak

  • Meningkatkan risiko penyakit jantung

Penderita thalasemia juga memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami gangguan irama jantung atau aritmia, dan gagal jantung kongestif.

Penderita thalasemia minor atau ringan yang tidak memiliki gejala umumnya bisa beraktivitas seperti biasa tanpa memerlukan pengobatan dan perawatan tertentu.

Namun, penderita yang memiliki gejala sedang hingga berat perlu mendapatkan pengobatan dan perawatan medis secara teratur untuk mencegah terjadinya bahaya thalasemia di atas.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Thalasemia, Ada Transfusi Darah dan Obat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau