KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang sandwich generation?
Sandwich generation adalah orang dewasa yang harus menanggung hidup orangtua, diri sendiri, dan keluarga kecilnya (anak).
Menjalani hidup sebagai sandwich generation tentu tidak mudah karena kita harus bekerja keras namun tidak bisa menikmati hasil sepenuhnya.
Selain itu, beban yang ditanggung sebagai seorang sandiwch generation juga tergolong besar.
Psikolog James Lyda mengatakan bahwa generasi sandwich kerap menemui tantangan yang menganggu kesehatan mentalnya.
Hal itu terjadi karena beban emosional, finansial, bahkan fisik yang harus ditanggungkan.
"Mereka harus bekerja untuk membiayai orangtua, diri sendiri, dan keluarga kecilnya, yang tentunya itu semua menuntut energi dan pikiran," ucapnya.
Lyda juga mengatakan bahwa generasi sandwich kerap merasa sulit atau tidak mungkin menemukan cukup waktu untuk memenuhi tuntutan anak, orang tua, pekerjaan, dan tugas hidup lainnya.
"Akibatnya, mereka tidak punya banyak waktu untuk melakukan aktivitas perawatan diri seperti olahraga, makan sehat, istirahat,t idur, dan qulity time dengan pasangan," tambahnya.
Lyda juga mengatakan bahwa masalah finansoal juga kerap menjadi sumber stres dan kecemasan bagi generasi sandwich.
Baca juga: Benarkan Pelihara Kucing Bikin Wanita Sulit Hamil? Berikut Faktanya
Sebab, mereka membutuhkan banyak biaya untuk menafkai keluarga kecil dan orang tua mereka.
"Generasi sandwich juga sering dihantui oleh kesepian, terisolasi, dan perasaan sendiri karena mereka harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga, diri sendiri, dna keluarga kecilnya," ucap Lyda.
Semua hal tersebut juga bisa memicu kelelahan, yang lambat laun memicu depresi, kecemasan, dan berbagai gangguan kesehatan mental.
Jika dibiarkan berlarut-larut, beban yang Anda tanggung sebagai generasi sandiwch akan merusak diri Anda sendiri.
Bagaimanapun Anda juga perlu memikirkan kebutuhan diri. Nah, untuk mengatasi berbagai beban atau tekanan mental selama menjadi generasi sandwich, Anda bisa melakukan tips berikut: