Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahaya Menjadi Sandiwch Generation, Bagaimana Mengatasinya?

Kompas.com - 15/06/2023, 18:00 WIB
Ariska Puspita Anggraini

Penulis

KOMPAS.com - Pernahkah Anda mendengar tentang sandwich generation?

Sandwich generation adalah orang dewasa yang harus menanggung hidup orangtua, diri sendiri, dan keluarga kecilnya (anak).

Menjalani hidup sebagai sandwich generation tentu tidak mudah karena kita harus bekerja keras namun tidak bisa menikmati hasil sepenuhnya.

Selain itu, beban yang ditanggung sebagai seorang sandiwch generation juga tergolong besar.

Dampak negatif menjadi sandwich generation

Psikolog James Lyda mengatakan bahwa generasi sandwich kerap menemui tantangan yang menganggu kesehatan mentalnya.

Hal itu terjadi karena beban emosional, finansial, bahkan fisik yang harus ditanggungkan.

"Mereka harus bekerja untuk membiayai orangtua, diri sendiri, dan keluarga kecilnya, yang tentunya itu semua menuntut energi dan pikiran," ucapnya.

Lyda juga mengatakan bahwa generasi sandwich kerap merasa sulit atau tidak mungkin menemukan cukup waktu untuk memenuhi tuntutan anak, orang tua, pekerjaan, dan tugas hidup lainnya.

"Akibatnya, mereka tidak punya banyak waktu untuk melakukan aktivitas perawatan diri seperti olahraga, makan sehat, istirahat,t idur, dan qulity time dengan pasangan," tambahnya.

Lyda juga mengatakan bahwa masalah finansoal juga kerap menjadi sumber stres dan kecemasan bagi generasi sandwich.

Baca juga: Benarkan Pelihara Kucing Bikin Wanita Sulit Hamil? Berikut Faktanya

Sebab, mereka membutuhkan banyak biaya untuk menafkai keluarga kecil dan orang tua mereka.

"Generasi sandwich juga sering dihantui oleh kesepian, terisolasi, dan perasaan sendiri karena mereka harus bekerja keras memenuhi kebutuhan keluarga, diri sendiri, dna keluarga kecilnya," ucap Lyda.

Semua hal tersebut juga bisa memicu kelelahan, yang lambat laun memicu depresi, kecemasan, dan berbagai gangguan kesehatan mental.

Bagaimana mengatasinya?

Jika dibiarkan berlarut-larut, beban yang Anda tanggung sebagai generasi sandiwch akan merusak diri Anda sendiri.

Bagaimanapun Anda juga perlu memikirkan kebutuhan diri. Nah, untuk mengatasi berbagai beban atau tekanan mental selama menjadi generasi sandwich, Anda bisa melakukan tips berikut:

1. Prioritaskan perawatan diri

Luangkan waktu dan tetapkan batasan untuk diri sendiri dan orang lain.

"Jika Anda membiarkan diri Anda terus bekorban untuk orang lain, maka diri Anda sendiri akan hancur. Tetunya Anda juga tidak akan bisa merawat siapapun," ucap Lyda.

Anda juga bisa berkonsultasi dengan psikolog atau spikiater untuk mendapatkan dukungan emosipnal.

Selain itu, Anda juga perlu meluangkan waktu untuk berolahraga. Cukup 30 hingga 45 menit sehari meluangkan waktu berolahraga saja sudah cukup untuk membuat diri Anda lebih sehat.

"Anda mungkin tidak bisa menghilangkan stres, tapi Anda bisa mengendalikannya," ucap Lyda.

2. Berkata "tidak" jika membuat Anda merasa berat

Sesekali mengatakan "tidak" akan berdampak positif untuk diri Anda.

Misalnya, saat orang tua meminta uang lebih namun Anda merasa kondisi finansial belum stabil, Anda bisa menolaknya terlebih dahulu.

"Kuncinya adalah menetapkan ekspetasi yang realistis untuk diri sendiri dan orang lain. Jangan mudah terbebani dengan rasa bersalah," ucap Lyda.

Baca juga: 4 Mitos Tanda-tanda Hamil Anak Laki-laki, Bagaimana Faktanya?

3. Sadari batasan diri

Sangat penting bagi Anda untuk jujur pada diri sendiri tentang batasan Anda.

Batasan yang dimaksud dalam hal ini adalah waktu, tenaga, kesehatan, dan finansial Anda.

Jika Anda memiliki keluarga lain, seperti adik atau kakak, tak ada masalah meminta mereka untuk membantu. Jangan menanggung semuanya sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau