Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Gejala Penyakit Sifilis pada Wanita yang Pantang Disepelekan

Kompas.com - 14/06/2023, 21:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual yang pantang disepelekan, terutama pada wanita.

Penyakit sifilis pada wanita juga bisa menyebabkan komplikasi serius pada organ vital dan menular kepada janin dalam kandungan pada ibu hamil.

Untuk meningkatkan kewaspadaan pada masalah kesehatan ini, kenali gejala penyakit sifilis pada wanita.

Baca juga: Kenali Penyebab Penyakit Sifilis dan Gejalanya

Gejala penyakit sifilis pada wanita

Gejala penyakit sifilis pada wanita bisa mirip dengan masalah kesehatan lain seperti sariawan pada organ intim, herpes genital, atau penyakit lyme.

Namun, ada beberapa tanda penyakit sifilis pada wanita yang khas dan biasanya dirasakan penderita. Dilansir dari VerywellHealth, berikut beberapa di antaranya:

  • Muncul luka kecil yang beras, bulat, dan tidak nyeri di tempat bakteri penyebab penyakit sifilis masuk ke tubuh. Seperti di vagina, bagian luar alat kelamin, anus, rektum, atau mulut. Luka ini bisa sembuh sendiri dalam beberapa minggu tapi penyakit bisa berkembang ke tahap sekunder
  • Saat masuk ke tahap sekunder, muncul ruam kemerahan tidak gatal pada sebagian anggota tubuh, termasuk telapak tangan dan kaki
  • Ruam ini biasanya disertai gejala infeksi seperti demam, sakit tenggorokan, kelenjar getah bening bengkak, rambut rontok, berat badan turun, sakit kepala, sendi terasa sakit, dan nyeri otot atau badan sakit semua

Apabila gejala awal penyakit sifilis pada wanita ini diabaikan sampai ke tahap sekunder, penderita bisa mengalami infeksi tahap tersier selang 10 sampai 30 tahun kemudian.

Ketika sudah masuk tahap infeksi sifilis tersier, penderita bisa mengalami stroke, serangan jantung, demensia, buta, tuli, lumpuh, atau kematian.

Baca juga: 2 Cara Mengobati Sifilis Primer, Sekunder, Laten dan Tersier

Bagaimana penyakit sifilis pada wanita bisa dicegah?

Sebagian besar kasus penyakit yang dikenal dengan sebutan Raja Singa ini menyerang pria. Tapi, wanita bisa terkena penyakit ini jika tertular bakteri penyebab penyakit sifilis Treponema pallidum.

Di banyak kasus, wanita bisa tertular sifilis dari kontak langsung dengan luka dan ruam sifilis dari penderita, utamanya lewat hubungan seks baik lewat vagina, oral, maupun anal.

Selain itu, penyakit ini juga bisa menular dari ibu hamil kepada bayinya selama kehamilan, persalinan, dan menyusui.

Dilansir dari Women’sHealth, ada beberapa cara mencegah penyakit sifilis pada wanita, antara lain:

  • Tidak melakukan hubungan seks baik vaginal, anal, atau oral yang berisiko tinggi. Selalu gunakan kondom untuk mencegah segala jenis infeksi menular seksual termasuk sifilis
  • Upayakan pasangan seks rutin menjalani tes infeksi menular seksual, termasuk sifilis. Bicarakan hasil tes infeksi menular seksual sebelum berhubungan seks
  • Hindari gonta-ganti pasangan seks. Risiko wanita terkena infeksi menular seksual seperti sifilis naik seiring banyaknya jumlah pasangan seks
  • Hindari douching karena bisa menghilangkan beberapa bakteri baik yang ada di vagina. Douching juga bisa meningkatkan risiko terkena infeksi menular seksual

Setelah menjalankan beberapa langkah pencegahan di atas, jangan sepelekan juga gejala penyakit sifilis pada wanita. Jika merasakan tanda penyakit di atas, jangan sungkan untuk melakukan tes sifilis.

Baca juga: Apakah Sifilis Bisa Disembuhkan? Simak Penjelasan Ahli Berikut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com