Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/07/2023, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Alkohol dapat menyebabkan orang mabuk, apalagi jika banyak mengkonsumsinya.

Mengutip Cleveland Clinic, mabuk adalah kondisi ketika Anda mengalami gejala fisik dan mental yang tidak menyenangkan setelah minum alkohol.

Mabuk alkohol biasanya dimulai beberapa jam setelah Anda berhenti minum. Itu sekitar 6-8 jam setelah minum.

Baca juga: 10 Gejala Orang Mabuk Alkohol yang Perlu Diketahui

Gejala mabuk pada seseorang dapat bervariasi dalam intensitas, tergantung pada kondisi masing-masing individu dan jenis serta jumlah alkohol yang dikonsumsi.

Beberapa gejala mabuk, meliputi:

  • Rasa depresi, cemas, atau mudah marah
  • Tidur terganggu
  • Pusing dan vertigo (sensasi bergerak padahal tidak)
  • Tubuh terasa lelah dan lesu
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala, mata merah, dan lebih peka terhadap cahaya serta suara
  • Peningkatan denyut nadi dan tekanan darah serta detak jantung yang cepat
  • Mual, muntah, dan sakit perut
  • Berkeringat dan haus
  • Tremor

Baca juga: Berapa Batas Aman Minum Alkohol?

Anda juga cenderung memiliki masalah ingatan, konsentrasi, dan koordinasi saat mabuk.

Sehingga, mabuk dapat menyebabkan Anda terlibat dalam perilaku berisiko, seperti kecelakaan lalu lintas, perkelahian, dan seks bebas.

Beberapa orang mabuk alkohol setelah minum satu gelas. Sedangkan, orang lain yang banyak minum tidak mengalami gejala.

Selanjutnya, artikel ini akan menjelaskan cara alkohol menyebabkan orang mabuk

Baca juga: 13 Dampak Buruk Minum Alkohol yang Penting Diperhatikan

Bagaimana alkohol menyebabkan orang mabuk?

Disari dari Verywell Health dan News Medical, berikut cara alkohol menyebabkan orang mabuk dan muncul gejala-gejalanya:

  1. Dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit: peningkatan produksi urin, keringat, muntah, dan diare, menyebabkan minum alkohol dehidrasi. Hal ini menyebabkan banyak gejala mabuk yang umum, seperti rasa haus, lemas, mulut dan hidung kering, pusing, dan kepala terasa ringan.
  2. Gangguan saluran cerna: alkohol mengiritasi lapisan lambung dan usus Anda. Ini memperlambat laju pencernaan, meningkatkan zat lemak di hati dan lambung serta sekresi pankreas. Semua proses ini menyebabkan Anda mengalami gejala mabuk, seperti sakit perut dan mual.
  3. Gula darah rendah (hipoglikemia): saat memproses alkohol, tubuh menghasilkan asam laktat. Asam laktat mengurangi produksi gula darah. Jadi minum alkohol, akan mengakibatkan gejala mabuk, seperti kelelahan, berkeringat, lapar, dan gemetar. Apalagi, jika dikonsumsi berlebihan.
  4. Gangguan tidur dan ritme biologis lainnya: tidur setelah minum alkohol biasanya durasinya lebih singkat dan kualitasnya buruk, sehingga menyebabkan kelelahan. Alkohol juga dapat mengganggu ritme suhu harian tubuh, sekresi hormon pertumbuhan di malam hari, dan pelepasan kortisol, yang semuanya dapat menimbulkan gejala mabuk mirip dengan jet lag.
  5. Pengaruh racun: etanol, yang ada dalam minuman beralkohol, adalah racun yang masuk ke aliran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh. Ini menyebabkan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), yang dapat menyebabkan sakit kepala. Konsumsi alkohol juga memengaruhi produksi histamin, serotonin, dan prostaglandin. Itu semua hormon yang dianggap berkontribusi menyebabkan sakit kepala.
  6. Penarikan alkohol: minuman keras menekan sistem saraf pusat. Ketika Anda sudah tidak minum alkohol, itu bisa menjadi keadaan hiperaktif yang tidak seimbang. Ini dapat menyebabkan tremor dan detak jantung yang cepat terkait mabuk. Banyak tanda dan gejala mabuk yang tumpang tindih dengan gejala sindrom penarikan alkohol.
  7. Penarikan alkohol: gejala tremor dan berkeringat pada orang mabuk adalah akibat dari penarikan alkohol. Selama satu malam saja, otak beradaptasi dengan alkohol. Namun, karena dibiarkan dalam keadaan putus zat kandungan alkohol dalam darah turun, maka terjadilah gejala mabuk itu.
  8. Efek metabolit alkohol: alkohol dehidrogenase (ADH) dan aldehida dehidrogenase (ALDH) memecah molekul alkohol, sehingga dapat dihilangkan dalam tubuh. Alkohol dimetabolisme oleh ADH menjadi asetaldehida, yang kemudian dipecah lebih lanjut menjadi asetat. Beberapa orang memiliki varian genetik ALDH yang memungkinkan asetaldehida menumpuk dan menyebabkan efek toksik. Meskipun asetaldehida tidak lagi berada di dalam tubuh ketika kadar alkohol dalam darah mencapai nol, efek toksiknya dapat bertahan hingga periode mabuk.

Ada banyak efek negatif hingga alkohol menyebabkan orang mabuk. Itu sebabnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak ada batasan aman untuk minum alkohol.

Alkohol didefinisikan WHO sebagai zat beracun, psikoaktif, dan menyebabkan ketergantungan dan telah diklasifikasikan sebagai karsinogen Grup 1 oleh International Agency for Research on Cancer.

Baca juga: Bagaimana Proses Metabolisme Alkohol di Dalam Tubuh? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau