Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Lendir Serviks yang Jadi Tanda Kesuburan

Kompas.com - 24/07/2023, 12:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Lendir di produksi di beberapa bagian tubuh manusia, termasuk di serviks sebagai organ reproduksi wanita.

Lendir serviks memiliki fungsi penting untuk pembuahan dan tanda kesuburan wanita.

Baca juga: Asal-usul Lendir dalam Tubuh Manusia

Mengutip Cleveland Clinic, lendir serviks diibaratkan sebagai air di dalam rahim yang seperti kolam renang.

Sementara, sperma adalah orang yang ingin berenang di dalam kolam.

Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang definisi dan bagaimana lendir serviks diproduksi.

Baca juga: 8 Penyebab Lendir Keputihan Banyak dan Kapan Perlu Waspada

Apa itu lendir serviks?

Lendir serviks adalah cairan seperti gel yang diproduksi dan dikeluarkan oleh serviks (leher rahim).

Umumnya, lendir pada organ reproduksi ini tidak berbau dan biasanya berwarna putih, putih pucat atau bening.

Namun, ada beberapa jenis lendir serviks yang setiap wanita bisa memiliki kondisi berbeda, sebagai berikut:

  • Kering
  • Lengket seperti pasta. Warnanya bisa putih atau kuning.
  • Teksturnya halus dan biasanya berwarna putih seperti krim yogurt.
  • Licin, elastis. Mirip putih telur mentah.
  • Basah, berair, dan berwarna bening.

Baca juga: Keluar Lendir Seperti Putih Telur dari Vagina, Normal atau Tidak?

Lendir ini bisa untuk mengidentifikasi kondisi kesuburan organ reproduksi Anda sesuai dengan perubahan tekstur, volume, dan warnanya, sepanjang siklus menstruasi.

Lendir serviks seperti putih telur menandakan kesuburan, tepat sebelum ovulasi (ketika indung telur melepaskan sel telur).

Itu karena memudahkan sperma berenang di rahim bertemu sel telur.

Saat Anda tidak subur, lendir akan kental atau putih pucat.

Selain berfungsi untuk membantu reproduksi, fungsi lendir serviks adalah untuk mencegah sperma dan zat lain masuk ke dalam rahim.

Jika lendir reproduksi Anda berbau busuk, itu bisa menjadi tanda Anda mengalami infeksi.

Baca juga: 5 Ciri-Ciri Keputihan Kanker Serviks

Bagaimana keluar lendir serviks?

Dikutip dari American Pregnancy Association, keluarnya lendir serviks dirangsang oleh hormon estrogen.

Sepanjang siklus menstruasi Anda, jumlah dan kualitas lendir yang dihasilkan akan berfluktuasi.

Saat Anda mendekati ovulasi, kadar estrogen meningkat, yang menyebabkan serviks mengeluarkan lebih banyak lendir. Setelah ovulasi, produksi lendir serviks menurun.

Baca juga: Apa yang Dirasakan Penderita Kanker Serviks?

Mengutip Healthline, berikut tahap produksi lendir serviks yang mengikuti siklus menstruasi bulanan Anda:

  • Selama mestruasi: darah menutupi lendir, jadi mungkin tidak mudah terlihat.
  • Setelah menstruasi: segera setelah haid, serviks Anda mungkin tidak menghasilkan lendir. Kondisi ini dianggap sebagai tahap kekeringan.
  • Sebelum ovulasi: keluar lendir serviks berwarna kuning, putih, atau keruh, dan konsistensinya mungkin lengket atau elastis.
  • Mendekati ovulasi: kadar hormon estrogen meningkat, memicu produksi lendir serviks lebih banyak dan lebih jernih, elastis, berair, dadn licin. Bentuk lendir mirip putih telur.
  • Selama ovulasi: serviks akan tetap menghasilkan lendir selama ovulasi berlangsung dengan tampilan bening dan elastis. Tekstur dan pH di dalamnya berfungsi untuk melindungi sperma. Jika Anda ingin hamil, disarankan melakukan hubungan seks selama 5-6 hari menjelang dan saat hari ovulasi.
  • Setelah ovulasi: keluar lendir serviks yang mungkin lebih kental, keruh, atau lengket. Namun, beberapa orang mengalami kekeringan setelah berovulasi.

Selain pengaruh siklus menstruasi di atas, produksi lendir serviks Anda juga bisa dipengaruhi oleh kehamilan, metode KB, infeksi, dan obat-obatan.

Baca juga: 7 Cara Pencegahan Kanker Serviks yang Penting Diketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau