Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Penyebab ASI Berkurang yang Perlu Diwaspadai Ibu Menyusui

Kompas.com - 31/07/2023, 21:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Para ibu umumnya merasa khawatir jika bayinya tidak mendapatkan ASI yang cukup. Terlebih jika si kecil tampak rewel dan tak puas setelah menyusu.

Ibu menyusui lantas berpikir bahwa ASI-nya berkurang atau tidak sebanyak biasanya.

Namun, ketimbang khawatir berlebihan, busui sebaiknya mengetahui apa saja penyebab ASI berkurang berikut.

Baca juga: Kapan ASI Keluar Saat Hamil? Simak Penjelasan Berikut...

Apa saja penyebab ASI berkurang?

Disarikan dari Todays Parent dan Verywell Family, berikut beberapa penyebab ASI berkurang .

  • Masalah hormonal

Seorang wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS), hipotiroid, hipertiroid, diabetes, hingga hipertesi bisa memiliki suplai ASI yang sedikit.

Mengobati masalah kesehatan terkait hormonal bisa dijadikan cara untuk meningkatkan produksi ASI akibat masalah hormon.

  • Penggunaan kontrasepsi hormonal

Banyak ibu menyusui yang mengalami penurunan produksi ASI akibat penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik.

Ya, salah satu efek samping KB hormonal yaitu menurunkan produksi air susu ibu secara signifikan.

Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita yang menggunakan KB hormonal sebelum bayinya berusia empat bulan.

Untuk mengatasinya, ibu menyusui dapat beralih ke metode kontrasepsi lainnya.

Baca juga: Apa itu ASI Booster? Simak Penjelasan Berikut....

  • Konsumsi obat atau jamu tertentu

Beberapa bahan yang mungkin terkandung pada obat-obatan, seperti peppermint dalam memengaruhi produksi ASI.

Tanyakan kepada dokter jika ingin mengurangi dosis atau menghentikan pengggunaan obat agar ASI kembali lancar.

  • Bayi kesulitan mengisap puting payudara ibunya

Volume ASI yang berkurang juga bisa muncul lantaran si kecil kesulitan mengisap puting payudara sang ibu.

Beberapa masalah yang menyebabkan si kecil kesulitan mengisap yaitu bibir sumbing dan langit-langit sumbing.

Jika dibiarkan, payudara akan kekurangan rangsangan dan akhirnya produksi ASI pun menurun.

  • Ibu tidak memberikan ASI pada malam hari

Beberapa orangtua mungkin telah melatih anaknya sleep training sejak dini.

Di satu sisi, hal ini membuat bayi tidur lebih lama, sehingga orangtua bisa ikut beristirahat. Namun, kebiasaan ini dapat memberi dampak negatif yaitu penurunan pasokan ASI.

Pasalnya, hormon penunjang produksi ASI yaitu prolaktin cenderung lebih tinggi di malam hari.

Jadi, produksi ASI bisa berkurang jia ibu tidak memberikan air susu ibu kepada bayinya di malam hari.

Baca juga: Apa itu ASI Eksklusif? Simak Penjelasan Berikut...

  • Penyakit kuning

Penyakit kuning bisa membuat bayi Anda lebih mengantuk dari biasanya, sehingga ia tidak bangun untuk menyusu.

Kondisi ini bisa mengakibatkan produksi ASI menurun. Oleh sebab itu, bayi yang didiagnosis sakit kuning perlu menjalani perawatan medis.

  • Terlanjur memberikan susu formula

Beberapa orangtua mungkin menggunakan susu formula, seperti saat ibu sedang bekerja, atau kegiatan lainnya.

Kebiasaan memberikan susu formula membuat payudara tidak memproduksi ASI sebagaimana mestinya.

“Jika lebih sedikit ASI yang dikeluarkan, payudara berasumsi bahwa lebih sedikit ASI yang dibutuhkan, sehingga kapasitasnya diatur pada titik yang lebih rendah.” ujar ahli laktasi Diana West, dikutip dari Todays Parent.

Ada beberapa penyebab ASI berkurang, yaitu mulai dari masalah hormonal pada ibu menyusui. bayi kesulitan mengisap puting payudara, hingga akibat pemberian susu formula. 

Kunjungi dokter atau ahli laktasi untuk mengetahui penyebab pasti ASI berkurang dan perawatan yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com