KOMPAS.com - Covid-19 Eris dalam sebulan belakangan meningkatkan jumlah kasus di beberapa negara, seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Dikutip dari USA Today, Eris adalah sebutan untuk EG.5.1, sebuah varian dari Omicron (B.1.1.529).
Varian baru Covid-19 ini masuk dalam garis keturunan EG.5 (E.G5#).
Baca juga: Kenali Eris, Varian Omicron yang Tingkatkan Kasus Covid-19 di Inggris
Mengutip The Guardian pada Rabu (9/8/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan, Eris atau EG.5 sebagai variant of interest.
Artinya, status Covid-19 Eris naik tingkat dalam klasifikasi mutasi virus. Sebelumnya, WHO menetapkan Eris sebagai variant under monitoring (VUM).
Tingkat klasifikasi mutasi virus menurut WHO, dibagi menjadi variant of concern (VOC), variant of interest (VOI), dan variant under monitoring (VUM).
Deklarasi WHO itu karena prevalensi kasus Eris meningkat secara global.
Ada 51 negara yang telah melaporkan, termasuk China, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Indonesia, Kanada, Australia, Singapura, Inggris, Perancis, Portugal, dan Spanyol.
Baca juga: 10 Gejala Eris, Varian Omicron Baru yang Perlu Diketahui
Berdasarkan bukti yang ada, pejabat WHO mengatakan, varian baru Covid-19 ini tidak memberikan ancaman secara meluas di seluruh dunia.
"Berdasarkan bukti yang tersedia, risiko kesehatan masyarakat yang ditimbulkan oleh EG.5 dievaluasi sebagai rendah di tingkat global," kata pejabat WHO.
Risiko dari Eris tampaknya setara dengan varian Covid-19 lainnya yang sudah beredar sebelumnya.
Sehingga, tidak ada ancaman khusus bagi kesahatan masyarakat dunia dibanding varian sebelumnya.
Baca juga: Varian Covid-19 Eris Masuk Indonesia, Kenali Gejalanya
Christina Pagel, profesor riset operasional di University College London mengatakan, tidak ada bukti bahwa Covid-19 Eris menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Namun, ia menambahkan bahwa varian Eris tidak menutup kemungkinan menyebabkan beberapa negara tetap akan mengalami lonjakan kasus Covid-19, peningkatan jumlah pasien rawat inap, dan Long Covid-19.
Pagel mencatat bahwa berkurangnya kekebalan baik dari vaksinasi atau infeksi sebelumnya dapat menjadi faktor terjadinya gelombang Covid-19 baru.
Itu juga kemungkinan membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai puncaknya dan karenanya kasus ini bisa menjadi lebih besar.
Baca juga: Kasus Covid-19 di AS Melonjak Lagi, Apa Penyebabnya?
Mengutip Metro, gejala Covid-19 Eris mirip dengan varian Omicron sebelumnya.
Berikut macam gejala Covid-19 Eris, menurut The Zoe Health Study:
Gejala tradisional seperti sesak napas, kehilangan penciuman dan demam kini jauh lebih jarang.
Jika Anda mengalami gejala Covid-19 seperti di atas, Anda perlu periksa ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang pasti dan pengobatan segera.
Baca juga: 19 Gejala Long Covid yang Perlu Diperhatikan Masyarakat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.