KOMPAS.com - Tantrum adalah masalah perilaku yang umum dialami oleh anak-anak prasekolah yang mengekspresikan kemarahan mereka dengan tidur di lantai, meronta-ronta, berteriak dan biasanya menahan napas.
Tantrum pada anak balita biasanya terjadi di tempat dan waktu tertentu, terutama setelah si kecil mendapatkan penolakan atas sesuatu yang mereka inginkan. Tantrum biasanya berhenti saat anak mendapatkan apa yang diinginkan.
Simak penjelasan berikut untuk mengetahui apa itu tantrum, gejala, sampai cara pencegahannya.
Baca juga: Apakah Tantrum Normal Terjadi pada Anak?
Dilansir dari Yankes Kemkes, berikut beberapa gejala tantrum pada balita:
Anak dengan gejala di atas dan memiliki energi berlimpah biasanya lebih mudah tantrum.
Penyebab tantrum yang umum adalah karena lapar, merasa lelah, atau merasa tidak enak badan.
Selain itu, seorang pakar pengasuhan anak, Rudolph Dreukurs menekankan bahwa alasan utama yang menyebabkan anak-anak tantrum ialah perasaan putus asa.
Dikutip dari Cleveland Clinic, anak-anak yang putus asa seringkali mencari perhatian yang tidak semestinya kepada orang tua dengan bentuk ekspresi emosional yang meledak-ledak.
Pola pengasuhan orang tua yang tidak konsisten seperti terlalu memanjakan dan menuruti keinginan anak juga menjadi salah satu sebab anak-anak tantrum.
Meskipun begitu, perilaku agresif yang ditunjukan oleh anak ini adalah hal yang normal pada usia 15 bulan hingga 6 tahun.
Karena itu, orang tua perlu merespons dengan tepat, sebab jika salah dalam memberikan perlakuan akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak.
Baca juga: Orang Dewasa Juga Bisa Tantrum, Begini Cara Mengatasinya
Cara pertama mengatasi tantrum yaitu menemukan penyebab yang mendasarinya.
Ayah dan ibu dapat memastikan apakah anak merasa lapar, kesepian, atau kelelahan, kemudian baru menentukan langkah untuk meredakan tantrum.
Selain itu, ada beberapa tips mengatasi atau meredakan tantrum pada balita, antara lain:
Meski terkadang ledakan emosi atau amarah si kecil tidak bisa dihindari, ada beberapa cara mencegah anak tantrum, antara lain:
Setelah menyimak apa itu tantrum, gejala, sampai cara pencegahannya, orangtua diharapkan tidak lagi panik jika si kecil berada pada fase ini. Jika anak berusaha melukai dirinya sendiri atau orang lain ketika tantrum, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog klinis.
Baca juga: 7 Langkah Sederhana Mengatasi Tantrum pada Balita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.