Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Cara Mengobati Prolaps Uteri, Jangan Sembarangan Dipijat

Kompas.com - 04/10/2023, 15:01 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Turun peranakan atau prolaps uteri adalah kondisi ketika bagian dasar panggul melemah sehingga rahim wanita turun dan terkadang sampai menonjol ke luar dari vagina.

Masalah kesehatan ini bisa menyebabkan keluhan, seperti sakit pinggang, sensasi berat di panggul, nyeri saat berhubungan seks, hingga sembelit.

Prolaps uteri bisa terjadi pada wanita seiring bertambahnya usia, terutama akibat kehamilan, persalinan, menopause, kebiasaan mengangkat beban berat, hingga batuk kronis.

Menerapkan gaya hidup sehat dan prosedur medis tertentu dapat menjadi pilihan dalam mengobati prolaps uteri, berikut penjelasannya.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Prolaps Uteri, Gejala, dan Penyebabnya

Bagaimana cara mengobati prolaps uteri?

Pengobatan prolaps uteri atau turun peranakan disesuaikan dengan derajat atau tingkat keparahannya:

  • Perubahan gaya hidup

Jika kondisi pasien tidak parah, dokter dapat menganjurkan perawatan mandiri dengan perubahan gaya hidup untuk meredakan gejala dan mencegah kondisi yang makin parah.

Dikutip dari Cleveland Clinic, perawatan mandiri untuk mengobati prolaps uteri yaitu dengan olahraga dan mengatur pola makan agar berat badan turun.

Workout khusus seperti senam kegel juga bisa Anda jadikan rutinitas untuk mengenacangkan otot dasar panggul sehingga lebih kuat dalam menopang rahim dan organ reproduksi lainnya.

Untuk pola makan, dokter atau ahli gizi mungkin menyarankan agar penderita prolaps uteri mengonsumsi makanan kaya serat dan meningkatkan asupan cairan agar tidak sembelit.

Baca juga: 10 Penyebab Histerektomi yang Membuat Wanita Tanpa Rahim

  • Perawatan dengan cincin penyangga vagina

Dokter tekadang juga bisa menyarankan penderita menjalani prosedur pemasangan cincin penyangga vagina atau disebut pessarium. Alat medis ini digunakan untuk menopang jaringan rahim yang menonjol keluar dari vagina.

  • Operasi 

Sementara pada kasus turun peranakan yang parah, dokter mungkin menyarakan tindakan bedah atau operasi untuk mengobati kondisi pasien.

Operasi untuk mengatasi turun peranakan bisa dengan histerektomi atau prosedur pengangkatan rahim melalui sayatan di area vagina atau perut. 

Terkadang, dokter juga menganjurkan penderita menjalani operasi perbaikan posisi rahim. Tindakan medis ini dilakukan dengan menyambungkan kembali ligamen panggul agar dapat menahan organ rahim.

Perbaikan juga bisa dilakukan dengan mengganti jaringan penyangga rahim dengan jaringan lain dari tubuh pasien atau donor.

Perlu diingat, wanita yang mengidap prolaps uteri tidak diperbolehkan mendorong rahimnya ke atas atau memijat area yang turun peranakan. Tindakan tersebut hanya dapat dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang menangani Anda.

Bagaimana cara mencegah prolaps uteri?

Dilansir dari Verywell Health, berikut beberapa cara yang dapat diupayakan untuk mencegah turun peranakan:

  • Menjaga berat badan yang ideal dan sehat. Seperti diketahui, obesitas atau kelebihan berat badan dapat menambah beban atau tekanan pada perut
  • Lakukan latihan dasar panggul, seperti senam kegel secara rutin dan teratur
  • Konsumsi serat yang cukup dan minum air putih untuk mencegah sembelit
  • Hindari mengangkat beban yang terlalu berat
  • Melakukan terapi penggantian hormon setelah menopause
  • Berhenti merokok.

Artikel di atas menjelaskan cara mengobati prolaps uteri dan pencegahannya. Jangan ragu ke dokter untuk mengetahui perawatan yang paling pas jika Anda mengalami turun peranakan.

Baca juga: 4 Penyebab Rahim Membesar yang Sering Ditandai dengan Pendarahan Hebat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com