KOMPAS.com - Turun peranakan atau dikenal dengan istilah medis prolaps uteri adalah masalah kesehatan pada organ reproduksi wanita.
Wanita yang mengalami prolaps uteri umumnya mengeluhkan kondisi seperti sakit pinggang, nyeri pada punggung bagian bawah, dan perasaan tak nyaman saat duduk atau berjalan.
Dalam beberapa kasus, wanita dapat melihat jaringan rahim yang keluar dari vagina atau merasakan adanya sesuatu yang mengganjal.
Artikel ini akan menjelaskan secara singkat mengenai apa itu prolaps uteri, gejala, sampai penyebabnya.
Baca juga: 10 Penyebab Histerektomi yang Membuat Wanita Tanpa Rahim
Prolaps uteri adalah kondisi ketika bagian dasar panggul melemah sehingga rahim wanita turun dan terkadang sampai menonjol ke luar dari vagina.
Untuk diketahui, setiap orang memiliki dasar panggul yang terdiri dari otot, ligamen, dan fasia. Salah satu fungsi dasar panggul adalah menopang rahim wanita.
Ketika bagian dasar panggul tersebut melemah, rahim atau peranakan wanita bisa turun dari posisi seharusnya. Kondisi ini sehingga kerap disebut dengan turun peranakan.
Prolaps uteri biasanya terjadi dari beberapa tahap. Dikutip dari Verywell Health, ada empat tahapan prolaps uteri, yaitu:
Sebagian penderita mungkin tidak menyadari masalah yang mereka alami sebelum menjalani pemeriksaan fisik atau USG oleh dokter. Namun, ada beberapa ciri turun rahim yang perlu diwaspadai.
Dilansir dari WebMD, berikut beberapa gejala prolaps uteri yang bisa dirasakan oleh wanita:
Jangan ragu untuk segera ke dokter jika Anda mengalami tanda-tanda prolaps uteri di atas.
Baca juga: 4 Penyebab Rahim Membesar yang Sering Ditandai dengan Pendarahan Hebat
Penyebab turun peranakan adalah melemahnya otot dasar panggul. Hal ini dapat menurunkan kemampuan otot dalam menahan rahim. Akhirnya, rahim mulai melorot atau turun ke dalam vagina.
Beberapa kondisi yang memicu melemahnya otot dasar panggul sehingga bisa menjadi penyebab prolaps uteri, antara lain:
Ketegangan dan peregangan yang terjadi saat kehamilan dan persalinan normal bisa melemahkan otot dasar panggul. Kelahiran berulang melalui vagina dapat meningkatkan risiko turun peranakan pada wanita.
Penurunan kadar estrogen pada wanita yang mengalami menopause atau henti haid dapat menyebabkan menurunnya kekuatan otot dasar panggul. Hal ini membuat wanita yang sudah lansia kerap mengeluhkan turun rahim.
Penyebab prolaps uteri selanjutnya yaitu kebiasaan mengangkat beban berat dalam jangka panjang atau berulang. Pasalnya, beban atau benda yang berat juga bisa melemahkan otot dasar panggul.
Batuk kronis akibat merokok atau asma juga dapat menyebabkan tekanan pada perut yang mengakibatkan turun peranakan.
Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Kanker Rahim?
Meskipun kondisi ini dapat menyerang semua wanita dari segala usia, penderita prolaps uteri umumnya berusia di atas 60 tahun.
Setelah menyimak apa itu prolaps uteri, gejala, sampai penyebabnya, wanita dapat lebih waspada akan masalah reproduksi ini. Jangan ragu untuk periksa ke dokter kandungan jika merasakan ciri-ciri turun peranakan atau prolaps uteri di atas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.