KOMPAS.com - Anak-anak termasuk kelompok yang berisiko terkena demam berdarah dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Demam berdarah umumnya mengakibatkan si kecil mengalami demam tinggi, rewel, dan kehilangan nafsu makan.
Baca juga: Ketahui Pertolongan Pertama Demam Berdarah Dengue Menurut Dokter
Selain itu, penyakit ini juga bisa mengganggu pertumbuhan dan perkembangan sehingga menjadi penyebab stunting pada anak.
Sebelum menyimak penjelasan dokter terkait demam berdarah dengue yang bisa picu stunting, Anda mungkin perlu mengetahui macam-macam gejala demam berdarah pada anak berikut.
Dilansir dari CDC, masa inkubasi virus demam berdarah terjadi antara 3-14 hari (paling sering 4-7 hari) setelah anak digigit nyamuk Aedes aegypti.
Gejala demam berdarah yang perlu diwaspada orangtua, antara lain:
Jika anak mengalami kondisi di atas, Anda perlu segera membawa si kecil ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapat perawatan yang tepat.
Baca juga: Kenali Prinsip 3M Plus untuk Cegah Demam Berdarah Dengue
Dokter spesialis anak dr. Kanya Ayu Paramastri Sp.A menjelaskan, demam berdarah bisa menjadi penyebab stunting pada anak karena penyakit ini mengganggu proses tumbuh kembang si kecil.
Anak yang terkena DBD biasanya kehilangan nafsu makan dan susah tidur sehingga si kecil akan kekurangan asupan nutrisi.
"Kalau seperti umumnya anak infeksi pasti nggak mau makan, anaknya rewel, susah tidur, otomatis kalau gangguan makan nutrisi bisa turun, kalau itu terjadi berulang daya tahan tubuhnya enggak oke," kata Kanya dilansir dari Antara, Minggu (5/11/2023).
Kanya melanjutkan, infeksi demam berdarah yang parah dan berulang bisa memicu stunting karena asupan nutrisi anak yang tidak adekuat dan kebanyakan anak mengalami penurunan berat badan saat sakit.
Selain sebabkan stunting, demam berdarah juga picu dehidrasi dan kekurangan cairan yang bisa merusak otak si kecil.
Baca juga: 2 Perbedaan Demam Berdarah dan Demam Berdarah Dengue
Saat anak dirawat karena DBD, penting untuk memenuhi asupan nutrisinya seperti cairan dan konsumsi protein hewani lebih banyak agar tidak gagal tumbuh atau mengalami stunting.
"Utamakan cairan untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang, kedua karena dia virus kita harus naikin daya tahan tubuh dengan protein hewani itu sangat efektif," kata dokter Kanya.
Kemudian untuk pencegahan demam berdarah, Kanya menyarankan sempatkan untuk melakukan 3M yaitu menguras, mendaur ulang, dan menutup, dan rutin membersihkan rumah.
Saat membersihkan rumah, penting untuk memperhatikan ada atau tidaknya genangan air atau tempat-tempat yang bisa dihinggapi atau menjadi sarang nyamuk.
Dokter Kanya juga menyarankan agar anak mendapat vaksin demam berdarah sebagai proteksi atau perlindungan. Vaksinasi demam berdarah bisa dilakukan mulai usia 6-45 tahun.
Baca juga: Mengenal Imunisasi Dengue untuk Mencegah Demam Berdarah (DBD)
Kemudian gaya hidup yang perlu diterapkan seperti menjaga asupan nutrisi, konsumsi makanan yang mengandung protein hewani, dan istirahat cukup.
Dengan begitu harapannya si kecil dapat terhindar dari demam berdarah yang bisa menjadi penyebab stunting pada anak.