Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kematian Pertama akibat Virus Flu Burung H5N2

Kompas.com - 10/06/2024, 13:30 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memastikan kasus kematian akibat subtipe flu burung H5N2 di Meksiko. Ini adalah kasus kematian pertama yang dilaporkan secara global.

Korban adalah pria Meksiko berusia 59 tahun yang tidak punya riwayat terpapar dengan daging unggas atau hewan lainnya.

WHO juga menyebutkan tipe virus ini berbeda dengan jenis flu burung yang saat ini beredar di hewan ternak di Amerika Serikat dan telah menginfeksi tiga pekerja pabrik susu.

Pada tanggal 17 April, pria Meksiko itu dilaporkan mengalami demam, mual, diare, sesak napas, dan gejala tidak enak badan lainnya. Ia lalu dirawat di rumah sakit pada tanggal 24 April di pusat penyakit pernapasan Meksiko City dan meninggal di hari yang sama.

Keluarga pasien mengatakan pria tersebut mempunyai penyakit penyerta dan harus terbaring di tempat tidur selama tiga minggu karena alasan lain sebelum tertular flu burung.

Baca juga: Sapi yang Terinfeksi Flu Burung Dilaporkan Mati di 5 Negara Bagian AS

Setelah kasus ini Menteri Kesehatan Meksiko mengatakan pasien itu punya riwayat penyakit ginjal kronik, diabetes tipe 2, dan hipertensi jangka panjang.

Hasil tes mengungkapkan pasien itu terinfeksi flu burung subtipe H5N2 yang sebelumnya tidak pernah tercatat ada penularan pada manusia. Sumber penularan belum diketahui.

Menurut WHO, tidak ada kasus lain yang ditemukan selama penyelidikan resmi. Dari 17 orang yang kontak dengan pasien selama di rumah sakit, satu orang diketahui mengalami pilek pada akhir April. Hasil tes yang dilakukan menyatakan orang tersebut negatif flu dan Covid-19.

Selain itu, 12 orang lain yang tinggal dekat pasien dan memiliki kontak, 7 orang bergejala dan 5 orang tanpa gejala.

Semua yang memiliki kontak dengan pasien menjalani tes pernapasan, tenggorokan, dan juga tes darah. Hasilnya, semua negatif untuk Covid-19 dan H5N2.

WHO menyatakan, walau penularan flu burung pada manusia punya potensi menjadi wabah, tetapi saat ini risikonya pada populasi umum masih rendah.

Meski belum ditemukan kasus serupa di Indonesia, mitigasi terbaik harus dilakukan karena flu burung adalah virus yang pandai beradaptasi.

Pakar influenza dari Universitas Johns Hopkins, Andrew Pekosz, juga mengatakan, penyakit penyerta dapat membuat seseorang semakin berisiko mengalami kondisi yang parah ketika tertular influenza. Itu terjadi bahkan jika tertular penyakit flu musiman.

Baca juga: Anak Usia 2,5 Tahun di Australia Positif Flu Burung H5N1, Sempat Masuk ICU

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau