Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Henti Jantung yang Akibatkan Pebulu Tangkis China Meninggal

Kompas.com - 02/07/2024, 20:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Pebulu tangkis China Zhang Zhi Jie meninggal akibat henti jantung yang dialami saat mengikuti pertandingan di Asia Junior Championships (AJC) di Yogyakarta pada Minggu (30/6/2024).

Henti jantung diketahui memang merupakan kondisi medis mematikan.

Baca juga: 4 Komplikasi Henti Jantung Beserta Gejalanya yang Harus Diwaspadai

Dikutip dari National Heart, Lung, and Blood Institute (NHLBI), sembilan dari 10 orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit meninggal dunia.

Sering kali kematian akibat henti jantung terjadi hanya dalam hitungan menit.

Hal tersebut juga yang terjadi pada Zhang Zhi Jie.

Baca terus artikel ini untuk mengetahui fakta-fakta mengenai henti jantung atau cardiac arrest.

Baca juga: Tanda-tanda Peringatan Henti Jantung Berdasarkan Jenis Kelamin

Apa itu penyakit henti jantung?

Dikutip dari American Heart Association, henti jantung adalah kondisi hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba pada seseorang yang mungkin telah atau belum pernah didiagnosis menderita penyakit jantung.

Henti jantung terjadi ketika sistem kelistrikan jantung tidak berfungsi dengan baik.

Jantung berhenti berdetak sebagaimana mestinya. Fungsi pemompaan jantung pun berhenti.

Untuk diketahui bahwa henti jantung mendadak tidak sama dengan serangan jantung, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic.

Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung tersumbat. Henti jantung mendadak tidak disebabkan oleh penyumbatan.

Namun, serangan jantung dapat menjadi penyebab perubahan aktivitas listrik jantung yang mengakibatkan henti jantung mendadak.

Baca juga: Perbedaan Henti Jantung dan Serangan Jantung yang Perlu Diketahui

Apa yang mengakibatkan henti jantung?

Menurut ulasan NHLBI, henti jantung terjadi ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah. Jika ini terjadi, darah berhenti mengalir ke otak dan organ vital lainnya.

Henti jantung disebabkan oleh beberapa jenis aritmia yang mencegah jantung memompa darah.

Penyebab utama henti jantung adalah fibrilasi ventrikel atau takikardia ventrikel, yang merupakan jenis aritmia.

Faktor risiko penting meliputi:

  • Henti jantung sebelumnya
  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit katup jantung
  • Cacat jantung bawaan
  • Aritmia yang disebabkan oleh gen yang rusak

Namun, setengah dari henti jantung terjadi pada orang yang tidak tahu bahwa mereka memiliki masalah jantung.

Baca juga: Apa Itu Henti Jantung, Penyebab, Gejala, dan Komplikasinya

Apa yang terjadi jika jantung berhenti berdetak?

Dikutip dari Mayo Clinic, gejala henti jantung mendadak bersifat langsung dan parah, seperti yang dialami oleh pebulu tangkis China tersebut.

Tanda-tanda henti jantung bisa meliputi berikut:

  • Nyeri atau rasa tidak nyaman di dada
  • Detak jantung yang berdebar-debar
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Mengi yang tidak dapat dijelaskan
  • Sesak napas
  • Pingsan atau hampir pingsan
  • Pusing

Jika tanda-tanda itu terjadi, orang tersebut membutuhkan pertolongan darurat medis.

Tanpa penanganan segera, henti jantung mendadak dapat mengakibatkan kematian.

Dalam waktu singkat, orang dengan henti jantung bisa mengalami gejala fatal, seperti denyut nadi hilang, tidak bernapas, dan penurunan kesadaran.

Pertolongan medis untuk henti jantung meliputi resusitasi jantung paru (cardiopulmonary resuscitation/CPR) dan penggunaan alat alat yang disebut defibrilator eksternal otomatis (automated external defibrillator/AED).

Baca juga: 3 Gejala Henti Jantung yang Perlu Diwaspadai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com