Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Noerolandra Dwi S
Surveior FKTP Kemenkes

Menyelesaikan pascasarjana FKM Unair program studi magister manajemen pelayanan kesehatan. Pernah menjadi ASN di Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban bidang pengendalian dan pencegahan penyakit. Sekarang menjadi dosen di Stikes NU di Tuban, dan menjalani peran sebagai surveior FKTP Kemenkes

Membeludaknya Pasien Rumah Sakit

Kompas.com - 11/07/2024, 07:34 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Adapula motivasi keingintahuan dan sosial yang juga mendorong pasien dan keluarganya datang pada layanan pengobatan di rumah sakit tanpa berdasarkan status atau prestise.

Kepercayaan pasien dan keluarga dengan layanan rujukan dan kualitas di rumah sakit sangat tinggi. Khususnya untuk pasien menderita penyakit menular endemik, penyakit penyakit kronis, komplikatif, degeneratif, keganasan, dan kecelakaan yang kini persentasenya makin meningkat.

Apakah fenomena membeludaknya pasien datang ke layanan rawat jalan rumah sakit berkaitan dengan BPJS Kesehatan yang menjamin biaya pelayanan rumah sakit?

Tak dapat terpungkiri banyak pasien ke rumah sakit dengan pembiayaan jaminan dari BPJS Kesehatan.

Dominasi pasien dengan BPJS Kesehatan dapat kita temukan di RSUD, baik kabupaten/kota maupun provinsi. Bahkan rumah sakit milik pemerintah pusat tak jauh dari peserta BPJS Kesehatan.

Banyak pula rumah sakit swasta yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, yang juga diserbu pasien dalam pelayanannya.

Beberapa Pemda terus meningkatkan kualitas dan efektifitas layanan rumah sakit daerah.

Hal yang perlu mendapatkan perhatian dan perbaikan adalah waktu tunggu layanan rumah sakit yang dapat ditekan secara optimal sesuai kebutuhan layanan.

Dalam hal ini, fasilitas ruang tunggu yang nyaman, ketersediaan tenaga medis spesialistik, serta layanan berkualitas menjadi kebutuhan yang perlu dihadirkan dan terus ditingkatkan di rumah sakit.

Upaya Kemenkes untuk percepatan pendidikan dan pemenuhan dokter spesialis di Indonesia perlu mendapat dukungan lintas sektor terkait, stake holder dan masyarakat secara luas.

Indonesia membutuhkan banyak dokter spesialis dan subspesialis yang terdistribusi secara proporsional di rumah sakit.

Secara statistik tidak banyak pasien datang ke rumah sakit. Dengan keterbatasan yang ada, maka yang datang berobat mesti diantisipasi dan dikelola dengan manajemen layanan, kesigapan nakes, keselamatan pasien, serta mutu layanan yang baik.

Ketersediaan tenaga medis, pengaturan ruang pelayanan (termasuk ruang tunggu) perlu mendapat fokus yang serius.

Sehingga rumah sakit tidak menjadi fasilitas layanan kesehatan yang dibutuhkan, tapi membuat pasien dan keluarga yang datang berkunjung menjadi penat dan pusing tujuh keliling karena membeludaknya pasien yang tak terselesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau