Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Makan Gorengan Setiap Hari Berbahaya? Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 15/07/2024, 18:00 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Makan gorengan memberikan sensasi rasa makanan yang renyah, kering, dan mungkin berminyak.

Gorengan adalah makanan yang melalui proses digoreng yang umumnya menggunakan minyak.

Baca juga: 7 Makanan yang Membuat Kolesterol Tinggi, Ada Daging dan Gorengan

Makanan ini matang seluruhnya dalam minyak panas dan mengalami dehidrasi, sehingga kandungan airnya menyusut, seperti yang dikutip dari GoodRx Health.

Banyak makanan gorengan yang populer, seperti mendoan, tempe goreng, tahu goreng, pisang goreng, kentang goreng, ayam goreng, donat, batagor, bahkan beberapa sayuran digoreng sebelum dikonsumsi, seperti kol dan terong.

Baca terus artikel ini yang akan menjelaskan apakah makan gorengan setiap hari berbahaya bagi kesehatan.

Baca juga: Apakah Boleh Makan Gorengan Setiap Hari? Ini Penjelasannya...

Apakah makan gorengan setiap hari berbahaya?

Karena proses memasaknya, mengutip GoodRx Health, gorengan bisa mengandung banyak lemak jenuh dan lemak trans.

Kandungan nutrisi asli yang bermanfaat dari makanan juga bisa hilang. Sementara, kandungan kolesterolnya meningkat, apalagi jika menggunakan minyak hewani untuk menggoreng.

Jika minyak digunakan berulang kali untuk menggoreng, minyak tersebut akan rusak dan dapat menyebabkan makanan menyerap lebih banyak minyak.

Baca juga: Apa Efek Makan Gorengan Setiap Hari? Ini Penjelasannya...

Oleh karenanya, makan gorengan setiap hari bisa berbahaya untuk kesehatan Anda.

Menurut Carver College of Medicine yang dikutip dari Health Digest, menjadikan gorengan sebagai bagian pola makan sehari-hari dapat meningkatkan risiko sejumlah kondisi kesehatan berbahaya, termasuk penyakit jantung, obesitas, dan kanker.

Selain itu, makanan ini dapat mengandung zat beracun yang dikenal sebagai akrilamida, yang menurut sebuah studi pada 2015 yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer, dapat dikaitkan dengan kanker ginjal, endometrium, dan ovarium.

Menurut ulasan Healthline, akrilamida adalah zat beracun yang dapat terbentuk dalam makanan selama pemasakan pada suhu tinggi, seperti menggoreng, memanggang, atau mengukus.

Zat beracun ini terbentuk melalui reaksi kimia antara gula dan asam amino yang disebut asparagin.

Baca juga: Mengenal Minyak yang Lebih Sehat untuk Gorengan

Meskipun makanan ini tidak dapat disangkal lezatnya dan tidak ada salahnya untuk sesekali memakannya, sebaiknya kurangi asupan Anda secara signifikan.

Sebuah studi 2009 yang dilakukan oleh Mount Sinai menunjukkan bahwa mengurangi makanan yang digoreng dapat mengurangi peradangan dan mengembalikan kemampuan alami tubuh untuk melawan penyakit.

Studi tersebut mencatat bahwa makanan yang digoreng mengandung banyak racun yang dikenal sebagai Advanced Glycation End Products (AGEs), yang menempel pada jaringan tubuh dan menyebabkan peradangan.

Jika Anda ingin makan gorengan lebih aman bagi kesehatan, Anda bisa memasaknya di rumah dengan menggunakan minyak yang lebih sehat (seperti minyak canola, kedelai, dan wijen) atau menggoreng dengan metode lain seperti air frying atau oven frying.

Baca juga: 4 Macam Minyak Goreng Paling Sehat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau