Hal ini berguna untuk penetapan awal, apakah anak mengalami risiko atau diduga mempunyai kondisi retardasi mental.
Setelah identifikasi lalu dapat dilakukan asesmen untuk mendapatkan data terkait kemampuan anak yang lebih detail. Perpaduan dari identifikasi dan asesmen inilah yang dapat dijadikan penegakan diagnosis.
Identifikasi dan asesmen dapat dilakukan di beberapa layanan kesehatan atau klinik tumbuh kembang anak. Karena ini sangat penting bagi intervensi selanjutnya, maka direkomendasikan dilakukan oleh ahli dalam bidang ini, misalnya dokter, psikolog, atau ahli pendidikan khusus.
Program pendidikan khusus dapat dilakukan dalam rangka mengoptimalkan fungsi otak anak. Berbagai layanan pendidikan bagi anak dengan retardasi mental diselenggarakan di Sekolah Luar Biasa dan sekolah inklusi.
Dalam hal ini, baiknya orangtua mencari informasi mendalam terkait sekolah yang dapat menangani anak-anak mereka, karena masing-masing sekolah biasanya memiliki keunggulan program pendidikan.
Anak dengan retardasi mental juga mengalami hambatan dalam motorik, baik motorik kasar maupun motorik halus.
Hal ini dapat ditangani dengan melakukan terapi yang mencakup kemampuan motorik, hingga kemampuan wicara.
Biasanya terapi sederhana dapat dilakukan secara mandiri oleh orangtua, namun beberapa terapi hanya dapat dilakukan oleh profesional.
Terapi dapat dilakukan di tempat layanan kesehatan, klinik tumbuh kembang, atau beberapa sekolah memiliki program yang berintegrasi dengan terapi.
Komunitas juga merupakan hal yang tak kalah penting, karena dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan sosial dan emosionalnya.
Komunitas tidak hanya berguna bagi anak itu sendiri, namun orangtua yang memiliki anak dengan retardasi mental juga memerlukan dukungan seperti ini.
Komunitas anak dengan retardasi mental bisa didapatkan sekaligus jika anak bersekolah di sekolah tertentu, baik Sekoloah Luar Biasa maupun Sekolah Inklusi.
Tidak melulu komunitas dengan kondisi anak yang sama, komunitas yang lebih heterogen juga sangat bermanfaat bagi anak.
Terakhir, yaitu keterampilan hidup atau sehari-hari, mencakup semua keterampilan yang diperlukan anak untuk mencapai kemandirian dalam melakukan tugas sehari-hari.
Keterampilan sehari-hari dapat diajarkan oleh orangtua secara mandiri, guru di sekolah, bahkan terapis.