Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Bisa Terjadi Penyempitan Pembuluh Darah? Ini Penjelasan Dokter

Kompas.com - 02/08/2024, 20:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Penyempitan pembuluh darah seperti yang dialami artis Sonny Septian adalah kondisi yang tidak bisa dianggap remeh. 

Penyempitan pembuluh darah menjadi pemicu munculnya penyakit jantung koroner, stroke, penyakit arteri perifer, dan memperburuk masalah kronis, seperti diabetes melitus.

Untuk itu, simak penjelasan dokter mengenai penyebab penyempitan pembuluh darah dan pengobatan atau perawatan medis yang bisa diupayakan.

Baca juga: 8 Gejala Penyumbatan Pembuluh Darah di Otak

Kenapa bisa terjadi penyempitan pembuluh darah?

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr Habibie Arifianto, SpJP(K), M. Kes, FIHA menjelaskan, kondisi penyempitan pembuluh darah biasanya terjadi karena proses aterosklerosis. Dok. Dr. dr Habibie Arifianto, SpJP(K), M. Kes, FIHA Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr Habibie Arifianto, SpJP(K), M. Kes, FIHA menjelaskan, kondisi penyempitan pembuluh darah biasanya terjadi karena proses aterosklerosis.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. dr Habibie Arifianto, SpJP(K), M. Kes, FIHA menjelaskan, kondisi penyempitan pembuluh darah biasanya terjadi karena proses aterosklerosis.

"Penyakit ini terjadi karena adanya faktor risiko yang tidak tertangani dengan baik, seperti penyakit gula, tekanan darah tinggi, kebiasaan merokok, kolestrol tinggi dan faktor genetik atau keturunan," kata dokter Habibie kepada Kompas.com, Jumat (2/8/2024).

Habibie mengatakan, aterosklerosis terjadi akibat sel-sel yang melapisi pembuluh darah atau yang disebut sel endotel mengalami kegagalan fungsinya sebagai pembatas atau barrier.

Kondisi itu membuat kolesterol jahat (LDL) dan zat-zat lain masuk ke dalam lapisan pembuluh darah.

Lemak jahat yang masuk pembuluh darah tersebut akan teroksidasi dan semakin menumpuk menjadi plak aterosklerosis. Plak yang menebal akan mempersempit diameter pembuluh darah.

Proses tersebut kata Habibie, bisa terjadi diseluruh tubuh, tergantung di organ mana yang pembuluhnya mengalami penyempitan.

"Apabila penyempitan pembuluh darah terjadi di jantung namanya penyakit jantung koroner yang akan berujung pada serangan jantung, bila di pembuluh otak namanya stroke, bila dipembuluh darah kaki namanya penyakit arteri perifer," ungkap dokter yang berpraktik di RS UNS Solo tersebut.

Baca juga: Waspadai Efek Hipertensi pada Robeknya Pembuluh Darah Besar

 

Apa obat penyempitan pembuluh darah?

Dalam kesempatan yang sama, dokter Habibie mengatakan, penanganan penyempitan pembuluh darah yang bisa diupayakan yaitu mengontrol faktor risiko pada pasien.

Selain itu apabila penyempitan masih belum signifikan mengganggu aliran darah atau masih di bawah 70 persen, biasanya dokter akan memberikan obat golongan statin, seperti simvastatin, atorvastatin, dan rosuvastatin.

"Obat golongan statin dapat diberikan kepada pasien untuk menstabilkan plak agar tidak semakin menyempit," imbuhnya.

Namun, apabila penyempitan sudah di atas 70 persen dan menimbulkan gangguan oksigenasi (hipoksia), seperti batuk-batuk, pusing, sesak napas, kesulitan bernapas, lemas, sampai penurunan kesadaran, dokter biasanya akan melakukan tindakan kateterisasi dan pemasangan ring.

Kateterisasi dan pemasangan ring dilakukan pada bagian pembuluh darah yang mengalami penyempitan, baik itu jantung, otak, atau pembuluh darah tepi.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau