KOMPAS.com - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan jika nasi jagung adalah bentuk diversifikasi makanan yang bisa menjadi alternatif untuk daerah penghasil jagung.
"Makan siang nasi jagung menjadi alternatif untuk daerah penghasil jagung. Nasi jagung merupakan bentuk diversifikasi makanan," kata Muhadjir Effendy, seperti ditulis Antara, Minggu(11/8/2024).
Muhadjir mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada presiden terpilih, Prabowo Subianto terkait alternatif tersebut.
"Saya sudah sampaikan kepada presiden terpilih, saat saya menjadi Mendikbud sudah ada program gizi anak sekolah yang diterapkan di dua provinsi yakni di NTT dan juga di Papua," kata Menko PMK.
"Kenapa karbohidrat tidak bersumber dari nasi jagung. Ya sekali-kali jagung, sekali-kali beras, yang penting menunya, gizinya, dan juga nutrisinya terpenuhi," imbuh Muhadjir.
Baca juga: Gibran Sebut Nasi Bisa Diganti Mi untuk Makan Bergizi Gratis, Ini Komentar Dokter Gizi
Dokter Spesialis Gizi Klinik, Dr. dr. Inge Permadhi MS, SpGK (K) menjelaskan, penggunaan nasi jagung sebagai selingan nasi putih bisa saja dilakukan.
"Kalau buat selingan boleh banget. Tetapi, kalau sebagai makanan utama yang diberikan setiap hari, mungkin tidak semua orang itu merasa bahwa jagung merupakan makanan pokok yang fungsinya sama seperti nasi bisa mengenyangkan," kata dokter Inge kepada Kompas.com, Senin (12/8/2024).
Meski bagi sebagian orang tidak mengenyangkan, nilai nutrisi pada nasi jagung, sama baiknya dengan nasi putih.
"Secara nilai gizi seharusnya sih mirip, enggak beda-beda jauh. Walaupun sebagai sumber energi untuk kalorinya mungkin agak berbeda," imbuh Inge.
Untuk diketahui, dilansir dari Fatsecret, per 100g nasi jagung bernilai kalori sekitar 150 kkal. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan 100g nasi putih yang bernilai 129 kal.
Baca juga: Seperti Apa Menu Makan Siang yang Sehat untuk Anak? Ini Kata Dokter
Melanjutkan penjelasannya, Inge mengatakan bahwa nasi jagung dan nasi putih sama-sama punya kandungan karbohidrat, protein, vitamin, mineral serta serat yang dibutuhkan tubuh.
"Kalau ditanya apakah ada kandungan vitamin dan mineral, ya pasti ada karena ditanam di tanah. Jadi, semakin tanah itu kaya akan gizi, maka kandungan gizi di makanan itu pasti ada," kata dokter yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi itu.
Kemudian, nasi jagung dan nasi putih juga memiliki serat pangan yang dapat mendukung kesehatan saluran cerna. Inge memaparkan, kandungan serat pada nasi jagung juga sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan nasi putih.
"Ya, nasi jagung cenderung memiliki serat yang sedikit lebih tinggi. Sementara pada nasi putih, seratnya mungkin berkurang karena proses pengolahannya yang menghilangkan kulit arinya itu. Makanya, ada nasi yang sangat pulen karena bulir beras tersebut sudah hampir tidak mengandung serat. Namun untuk nasi pera, biasanya masih banyak mengandung serat," ungkap dr Inge.
Dengan menyimak penjelasan dokter di atas, dapat disimpulkan bahwa nasi jagung sama baiknya dengan nasi putih atau beras. Keduanya sama-sama mengandung nilai nutrisi yang dapat menunjang kesehatan tubuh.
Oleh karena itu, makan nasi jagung sebagai selingan nasi putih umumnya aman dilakukan. Sama halnya dengan mengonsumsi jagung sebagai kudapan.
Baca juga: Protein Hewani atau Nabati, Mana yang Lebih Bagus untuk Makan Siang?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.