KOMPAS.com - Makan siang dapat memberikan banyak manfaat untuk kesehatan anak, termasuk meningkatkan energi (produktivitas), menunjang kesehatan mental, mendukung metabolisme, dan mengendalikan berat badan.
Namun untuk memperoleh semua manfaat potensial tersebut, orang tua perlu memerhatikan menu makan siang yang akan diberikan untuk si kecil.
Untuk mengetahui seperti apa menu makan siang yang ideal untuk anak, simak penjelasan dokter berikut.
Baca juga: Protein Hewani atau Nabati, Mana yang Lebih Bagus untuk Makan Siang?
Dokter spesialis anak Rumah Sakit UNS Solo dr. Aisya Fikritama, Sp.A mengungkapkan bahwa menu makan siang sebaiknya sesuai dengan pedoman Isi Piringku Kementerian Kesehatan RI.
"Kalau dulu kita sebut 4 sehat 5 sempurna, sekarang itu istilahnya adalah Isi Piringku. Jadi terdiri dari 50 persen karbohidrat, 15-20 persen protein, kemudian 20-30 persen itu lemak, dan sisanya vitamin dan mineral," kata dokter Aisya kepada Kompas.com, Kamis (25/7/2024).
Aisya melanjutkan, makanan siang yang sehat itu tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga bergizi dan menyehatkan tubuh.
Untuk sumber karbohidrat, dokter Aisya menjelaskan tidak hanya dengan mengonsumsi nasi, namun terdapat pilihan lain, seperti umbi-umbian, jagung, dan sagu.
"Disarankan untuk makanan pokok itu seenggaknya 150 gram nasi atau setara dengan 3 centong nasi, bisa juga kalau mau diganti dengan kentang dengan 3 buah kentang ukurannya sedang," lanjut Aisya.
"Kemudian untuk sumber protein, bisa dengan hewani, kalau unggas itu ada ayam, bebek, ikan, telur, dan susu. Kalau protein nabati bisa tahu tempe, kacang-kacangan, seperti kacang merah, kacang tanah, dan kacang hijau," imbuhnya.
Lalu untuk sumber lemak, bisa dipilih lauk dengan kandungan lemak sehat, contohnya ikan laut, kacang-kacangan, telur, kemiri, dan alpukat.
Selanjutnya, selain karbohidrat, protein, dan lemak, makan siang sebaiknya juga dilengkapi dengan sayur dan buah-buahan yang kaya serat, vitamin, dan mineral.
Baca juga: Apakah Makan Siang Mencegah Stunting? Begini Penjelasan IDAI
Selain itu, dokter Aisya juga mengingatkan pentingnya mengetahui cara mengolah menu masakan yang tepat. Untuk sayuran sebaiknya dikukus atau direbus, kemudian untuk lauk bisa digoreng menggunakan minyak untuk menambah kandungan lemaknya.
Sementara itu dikutip dari Kids Health, orang tua sebaiknya tidak memberikan camilan kemasan sebagai bekal atau menu makan siang si kecil. Pasalnya, tak jarang camilan kemasan mengandung tambahan pangan atau zat yang tidak dianjurkan untuk dikonsumsi anak-anak.
Pastikan pula untuk selalu menjaga kebersihan peralatan memasak maupun makan si kecil agar terhindar dari kontaminasi bakteri dan mikroba yang dapat menyebabkan penyakit.
Pemberian makan siang yang bergizi sesuai pedoman Isi Piringku Kemenkes memang dapat membantu memperbaiki status gizi anak. Meski begitu Aisya memaparkan kalau untuk stunting, akan efektif jika makanan bergizi diberikan ke anak pada usia golden age.
Usia golden age terbaik 1000 hari pertama, dari kandungan sampai anak berumur dua tahun. Tetapi bisa juga sampe 5 tahun karena 90 persen otak anak berkembang sampai usia 5 tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.