KOMPAS.com - Kebanyakan orang sudah mengetahui bahaya trigliserida tinggi, yaitu memicu penyakit kardiovaskular. Namun, tahukah Anda kenapa trigliserida tidak turun?
Penyebab kadar trigliserida melebihi batas normal, antara lain sedentary lifestyle, konsumsi makanan tinggi karbohidrat berlebihan, dan beberapa kondisi medis.
Simak lebih lanjut untuk mengetahui alasan kadar trigliserida tinggi dan tidak kunjung normal.
Baca juga: Apakah Jalan Kaki Baik untuk Trigliserida? Berikut Penjelasannya...
Kadar trigliserida yang tinggi tidak selalu menunjukkan gejala atau keluhan. Itu sebabnya, banyak orang tidak menyadari kondisinya sebelum melakukan pemeriksaan.
Padahal, diagnosis dini bisa membantu pasien untuk segera mencari tahu kemungkinan perawatan, pengobatan, dan perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan trigliserida.
Untuk itu, Anda perlu mengetahui faktor risiko yang menyebabkan kenaikan trigliserida berikut:
Sedentary lifestyle dapat didefinisikan sebagai gaya hidup menetap, jarang bergerak, dan keseringan duduk. Kebiasaan ini mengakibatkan kenaikan trigliserida dalam darah.
Bahkan, kadar trigliserida tidak turun walaupun penderita sudah melakukan olahraga berat jika ia masih duduk selama lebih dari 13 jam per hari atau berjalan kurang dari 4000 langkah.
Saat berolahraga, energi utama tubuh yaitu glukosa akan terpakai. Trigliserida yang tersimpan di jaringan adipose pun akan dipecah dan digunakan untuk menggantikan energi utama.
Itu sebabnya, olahraga bisa membantu menurunkan dan mengontrol kadar trigliserida dalam darah.
Sementara itu, trigliserida akan tetap berada dalam darah jika Anda tidak olahraga. Bahkan, kadarnya akan melebihi batas normal.
Baca juga: Sayur Apa yang Bisa Menurunkan Trigliserida? Berikut 6 Daftarnya
Jenis makanan yang Kamu konsumsi juga bisa menjadi penyebab trigliserida tidak turun.
Dua jenis makanan yang merupakan penyebab utama trigliseri tinggi yaitu makanan tinggi karbohidrat dan lemak.
Oleh karena itu, penderita trigliserida perlu membatasi karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi, seperti donat, kentang goreng, roti, dan makanan mengandung tambahan gula lainnya.
Adapun makanan berlemak yang bisa menyebabkan lonjakan trigliserida, yaitu daging sapi, kambing, unggas, mentega, es krim, dan whipcream.
Kebiasaan merokok memberikan efek kompleks pada trigliserida. Merokok bisa menyebabkan resistensi insulin yang mengganggu proses pemecahan trigliserida.
Berhenti merokok tidak hanya menurunkan risiko terkena trigliserida, namun bagus juga untuk mencegah penyakit kardiovaskular, emfisema, dan kanker paru-paru.
Baca juga: Obat Apa untuk Menurunkan Trigliserida? Berikut 3 Daftarnya
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan kadar lipid atau lemak dalam darah, termasuk trigliserida.
Penyakit-penyakit yang menyebabkan trigliserida tinggi, meliputi diabetes melitus, sindrom metabolik, hipotiroidisme, sindrom nefrotik, dan lupus.
Kondisi medis seperti kehamilan juga menyebabkan kenaikan trigliserida karena fluktuasi hormon. Jika kadarnya terlalu tinggi, dokter biasanya menyarankan perubahan pola makan atau pengobatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.