"Protein hewani, seperti yang terdapat dalam daging, memiliki bioavailabilitas yang lebih tinggi," kata Calhoun.
Itu berarti tubuh manusia dapat memecah dan menyerap protein tersebut dengan lebih mudah. Karena protein nabati dapat mengandung lebih banyak bahan yang tidak dapat dicerna, seperti serat, tubuh perlu bekerja lebih keras untuk memproses protein tersebut.
Pada tahun 1993, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS dan Organisasi Kesehatan Dunia mengembangkan skala yang mengukur berbagai sumber protein berdasarkan komposisi asam amino dan bioavailabilitas keseluruhannya.
Skala tersebut, yang disebut Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score (PDCAAS), menghasilkan skor antara 0 dan 1, dengan 1 menunjukkan kualitas protein tinggi dan 0 menunjukkan rendah.
Menurut kompilasi skor PDCAAS, daging sapi dan telur memiliki skor antara 0,9 dan 1, kacang hitam mendapat skor 0,75 dan kacang tanah mendapat skor 0,52. Namun, kedelai — bahan dasar produk seperti tahu dan tempe — memperoleh skor tinggi nabati sebesar 0,92.
Perbedaan ini membuatnya sulit untuk membandingkan secara langsung produk hewani dan nabati berdasarkan total proteinnya saja.
Baca juga: 17 Manfaat Makan Tempe Setiap Hari, Termasuk Menyehatkan Jantung
"Jika hanya melihat total protein atau protein 'kasar' tidak menceritakan keseluruhan dampak makanan terhadap kesehatan manusia," kata Calhoun.
Walau protein hewani memiliki kandungan protein lebih tinggi, lebih lengkap asam aminonya, dan lebih mudah dicerna, tapi sains bidang nutrisi masih punya kesempatan untuk membuat protein nabati lebih efisien.
"Jika berbicara tentang pola makan vegetarian atau vegan, orang-orang memiliki pilihan untuk mengombinasikan beberapa makanan nabati yang mengandung protein tidak lengkap," kata Balogh.
Strategi ini memungkinkan orang untuk mengombinasikan dua atau lebih protein tidak lengkap untuk memenuhi kesembilan asam amino esensial.
Walau demikian, menurut Balogh, hanya fokus pada protein saja bukanlah strategi yang baik.
"Tubuh manusia berfungsi dengan baik jika kita mengonsumsi beragam jenis makanan sesuai dengan kebutuhan kalori dan gizi harian secara konsisten. Protein bekerja dengan baik jika kita juga mengonsumsi karbohidrat dan lemak, dalam jumlah cukup," katanya.
Baca juga: Pernah Dianggap Simbol Status, Susu Jadi Sumber Nutrisi yang Praktis
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.