KOMPAS.com - Obat-obatan berbahan alam yang sudah teruji harus menjadi bagian dari upaya mendukung kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan penyakit.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kementriannya akan meningkatkan produksi obat dalam negeri agar tidak terlalu tergantung impor.
"Pendekatannya adlaah membangun ketahanan dan keamanan bidang kesehatan," katanya di acara Pameran Inovasi dan Teknologi Transformasi Kesehatan memperingati Hari Kesehatan Nasional ke-60 di Jakarta (8/11/2024).
Pemerintah juga akan fokus membangun ketahanan kesehatan Indonesia melalui produk obat dan alat kesehatan dalam negeri.
Terkait dengan obat-obatan produksi dalam negeri, potensinya sangat besar untuk mengembangkan obat modern berbahan alam.
Baca juga: Jadi Menkes Lagi, Budi Gunadi Sadikin Kejar 3 Program Percepatan
Dekan Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung, Prof I Ketut Adnyana mengatakan, potensi kekayaan alam yang sudah diwarisi sejak lama harus lebih dimanfaatkan, termasuk dalam bidang kesehatan dan farmasi.
"Secara umum bisa dikatakan, obat bahan alam bekerjanya lebih preventif dan promotif. Jadi mencegah Kondisi patologis yang lebih parah dan meningkatkan kesehatan atau kebugaran," katanya
Ia menambahkan, konsumsi obat herbal yang sudah teruji seharusnya menjadi bagian dari gaya hidup, terutama untuk pencegahan penyakit kronis seperti diabetes dan stroke.
"Memakai atau menggunakan bahan alam itu jadikan sebagai sebuah tradisi. Apakah bentuk teh, dan kalau ada menyiapkan bentuk-bentuk sediaannya, sehingga praktis digunakan. Maka, kita tidak akan lebih mudah sakit," ujarnya.
Sementara itu, menurutnya jika kita sudah terkena penyakit maka dibutuhkan obat dari industri farmasi.
Presiden Direktur PT Dexa Medica V Hery Sutanto menegaskan komitmen Dexa Group dalam mendukung kemandirian kesehatan Indonesia, terutama melalui produksi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) berbahan alam yang telah dikembangkan menjadi fitofarmaka dengan riset dan teknologi lokal.
Baca juga: 10 Obat Herbal Bikin Ginjal Rusak dan Sakit Jantung Mengandung Bahan Kimia Obat, Apa Itu?
Lebih lanjut, Hery menyatakan bahwa tanaman seperti meniran, bungur, dan kayu manis yang digunakan dalam pengembangan fitofarmaka Dexa, berasal langsung dari petani Indonesia.
“Pemerintah ingin dari hulu ke hilir menggunakan resource dari Indonesia. Ini memberikan efek domino besar, dari kesejahteraan petani, supplier bahan baku, industri bahan baku alam, industri obat jadi, semua dibantu. Sehingga kita bisa meningkatkan ketahanan kesehatan bangsa
ini menjadi lebih kuat lagi. Tidak mengandalkan impor," tambahnya.
Hery menyatakan harapnnya agar lebih banyak obat-obat herbal fitofarmaka yang sudah masuk dalam formularium Jaminan Kesehatan Nasional akan semakin luas digunakan tenaga kesehatan.
"Khususnya untuk fitofarmaka. Karena itu sudah diuji secara klinis, sudah setara dengan obat kimia dan memiliki efekesi yang sama dengan obat kimia," ujarnya.
Baca juga: 10 Rempah dan Herbal yang Bermanfaat sebagai Obat Alami
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya