Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Biduran Disebabkan Apa? Ini Penjelasan Ahli...

Kompas.com - 20/11/2024, 06:00 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Penyakit urtikaria atau dikenal sebagai biduran bisa menyebabkan bentol, ruam, dan gatal-gatal di kulit. Lantas, penyakit biduran disebabkan apa?

Dokter spesialis kulit dan kelamin, dr. Eddy Karta, SpDVE, PhD menjelaskan bahwa penyebab biduran bervariasi tergantung jenis penyakitnya, apakah itu biduran akut atau kronik.

Menurut Eddy, biduran akut yang terjadi kurang dari 6 minggu sering kali disebabkan oleh makanan, obat-obatan, gigitan serangga, dan produk perawatan kulit.

Baca juga: Apakah Biduran Berbahaya? Simak Penjelasan Berikut...

Sementara itu, urtikaria kronik dapat lebih kompleks karena melibatkan faktor genetik atau keturunan, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, maupun idiopatik atau tidak diketahui.

Eddy juga berpendapat bahwa musim hujan dapat menjadi salah satu faktor munculnya biduran di kulit.

"Musim hujan bisa disertai dengan peningkatan kejadian biduran," ujar Eddy, seperti ditulis Antara, Selasa (19/11/2024).

Ia menambahkan, peningkatan kejadian biduran selama musim hujan terjadi karena udara dingin atau percikan air hujan yang mengaktifkan sel mast pada individu sensitif.

Sementara urtikaria kronik dapat lebih kompleks karena melibatkan faktor genetik atau keturunan, kelainan autoimun, infeksi tersembunyi, maupun idiopatik atau tidak diketahui.

Baca juga: Apakah Penderita Biduran Boleh Mandi?

Apa yang dirasakan saat biduran?

Eddy menjelaskan, gejala biduran yang bisa dirasakan oleh penderita, antara lain adanya peninggian kulit berupa papul atau akat eritematosa dengan batas jelas, memiliki ukuran beragam, gatal, serta akan menghilang dalam 24 jam.

Ruam akibat biduran bisa muncul di seluruh bagian tubuh, termasuk wajah, leher, telinga, dan punggung.

Adapun gatal biduran bisa sangat intens dan parah, terutama di malam hari. Gatal juga kerap disertai dengan nyeri atau perih di lokasi benjolan.

Eddy melanjutkan, biduran dapat dikategorikan ringan jika berupa reaksi lokal terhadap alergen yang menempel pada kulit, seperti debu, serangga, udara dingin, dan produk kulit.

Namun, biduran dapat berbahaya jika menjadi bagian dari alergi umum yang terjadi di saluran napas dan dapat mengakibatkan sulit bernapas, misalnya bibir yang bengkak dan pita suara yang membengkak.

"Bila terjadi di sistem kardiovaskular, (biduran) dapat sebabkan penurunan tekanan darah sampai pasien merasa mau pingsan," kata Eddy.

"Pada kasus urtikaria kronik, (biduran) dapat disertai dengan demam, kelelahan, pembesaran kelenjar getah bening, dan penurunan berat badan dapat menjadi gejala kanker darah atau leukemia," sambungnya.

Baca juga: 7 Pantangan Biduran yang Sebaiknya Dihindari Agar Penyakit Tak Kambuh

Individu yang mengalami biduran dan merasakan ketidaknyamanan akibat masalah kulit ini dianjurkan periksa ke fasyankes terdekat.

Dokter mungkin akan melakukan tata laksana diagnosis dengan tes darah dan tes alergi uji tusuk kulit untuk mencari tahu penyebab biduran dilanjutkan dengan menentukan perawatan atau pengobatan yang sesuai.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau