KOMPAS.com - Kasus cacar air dilaporkan sedang merebak di sejumlah sekolah di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Cilegon, Tangerang Selatan, dan Situbondo.
Sebagai lingkungan dengan interaksi yang tinggi, sekolah sering menjadi tempat penyebaran virus dengan cepat.
Hal ini menyoroti pentingnya vaksinasi untuk melindungi anak-anak, salah satunya dari penyakit cacar air.
Cacar air, yang dikenal secara medis sebagai varisela, adalah infeksi virus varicella zoster yang ditandai dengan munculnya ruam merah dan gatal di berbagai bagian tubuh.
Biasanya, ruam pertama kali muncul di wajah dan badan, lalu berkembang menjadi gelembung-gelembung kecil yang dapat menyebar ke seluruh tubuh.
Baca juga: MKEK IDI Kajian Ulang Kode Etik Kedokteran dan Sumpah Dokter
Menurut Anggota Satuan Tugas Imunisasi IDAI 2004-2024, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, Sp.A(K), MSi., cacar air sangat mudah menular di lingkungan sekolah atau rumah.
“Jika ada anak yang terkena cacar, sebaiknya ia tidak bersekolah hingga bekas cacarnya kering dan tidak timbul gelembung-gelembung baru. Anak yang menderita cacar juga sebaiknya tidak bermain dengan kakak, adik atau anak lain, karena mudah menularkan,” ujar Prof. Soedjatmiko dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (20/11/2024).
Untuk mencegah penyebaran, Prof. Soedjatmiko menyarankan seluruh anggota keluarga, guru, dan teman-teman sekolah pasien cacar untuk sering mencuci tangan dan mandi dengan sabun.
Selain itu, pakaian, handuk, alat makan, dan mainan penderita cacar harus dicuci terpisah dan dijemur di bawah sinar matahari.
Meskipun sering dianggap sebagai penyakit ringan, cacar air dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak, serta infeksi paru-paru (pneumonia).
Baca juga: Kesiapan Pemerintah untuk Wujudkan Program Makan Bergizi Gratis 2025
Pemberian dua dosis vaksin varisela terbukti 90 persen efektif untuk mencegah cacar air.
Seperti halnya obat, vaksin juga bisa memiliki efek samping, namun biasanya ringan dan hilang dengan sendirinya, seperti nyeri, kemerahan, atau pembengkakan di area suntikan, demam, dan ruam ringan.
"Beberapa anak yang terkena cacar dapat mengalami komplikasi serius akibat infeksi bakteri pada kulit, bahkan bisa menyebabkan radang paru-paru (pneumonia). Pencegahan paling mudah dan efektif adalah dengan melakukan imunisasi cacar sejak usia 1 tahun," jelas Prof. Soedjatmiko.
Kekebalan terhadap cacar akan terbentuk dalam waktu dua minggu setelah suntikan pertama, dan untuk kekebalan yang lebih optimal, vaksinasi dosis kedua sangat dianjurkan.
Selain itu, ia menambahkan bahwa teman atau anggota keluarga yang serumah dengan pasien cacar, jika belum divaksinasi varisela, sebaiknya segera divaksinasi dalam waktu kurang dari lima hari setelah terpapar.