KOMPAS.com-Para peneliti dari Mayo Clinic telah mengembangkan strategi pengujian inovatif untuk mendeteksi mesothelioma yang berpotensi meningkatkan tingkat deteksi DNA kanker dalam darah.
Pendekatan ini berfokus pada bagian DNA yang mengalami perombakan atau pertukaran di sel kanker mesothelioma, yang dikenal sebagai chromosomal rearrangements atau pengaturan ulang kromosom.
Baca juga: Mesothelioma
Dengan mendeteksi pola DNA yang kompleks ini, bukan hanya mutasi titik tunggal, metode ini dapat memungkinkan diagnosis lebih awal dan membuka peluang untuk terapi yang lebih terarah.
“Kami mendorong batasan yang mungkin dalam pemantauan berbasis darah. Peningkatan tingkat deteksi dapat memberikan wawasan tentang pemantauan respons pasien terhadap terapi dan deteksi kekambuhan setelah operasi."" kata Aaron Mansfield, M.D., Ahli Onkologi Medis dan penulis utama studi ini di Center for Individualized Medicine dan Mayo Clinic Comprehensive Cancer Center, dalam rilis yang diterima KOMPAS.com.
Dilansir laman Siloam Hospitals, mesothelioma adalah jenis kanker yang menyerang mesothelium, yakni selaput atau lapisan tipis yang melapisi berbagai organ dalam tubuh. Kondisi ini sering kali dialami oleh orang berusia lanjut, yaitu 60–80 tahun.
Baca juga: Rekonstruksi Payudara, Opsi Bagi Penyintas Kanker
Mesothelioma adalah jenis kanker agresif dan mematikan dan bisa menyerang bagian organ mana saja, seperti pleura, peritoneum, perikardium, dan tunika vaginalis (lapisan yang menyelimuti testis).
Mesothelioma paling sering terjadi di pleura (jaringan yang mengelilingi paru-paru).
Menurut American Cancer Society, sekitar 3.000 orang di Amerika Serikat didiagnosis dengan mesothelioma setiap tahun.
Mesothelioma biasanya menunjukkan jumlah mutasi genetik tunggal yang rendah, sehingga sulit untuk dideteksi dengan tes darah tradisional.
Namun, keberadaan chromosomal rearrangements—yang menyerupai pengacakan kata dalam sebuah kalimat—menyediakan target diagnostik baru.
Ini berbeda dari banyak jenis kanker lain yang sering bergantung pada deteksi mutasi titik tunggal, yaitu perubahan kecil dalam urutan DNA, mirip dengan mengubah satu huruf dalam sebuah kata.
Dalam studi konsep awal yang diterbitkan di Journal of Thoracic Oncology Clinical and Research Reports, Dr. Mansfield dan timnya menggunakan teknik whole genome sequencing untuk menemukan perubahan kunci pada kromosom dalam DNA sel kanker.
Selanjutnya, mereka menciptakan potongan kecil DNA yang disebut primer, yang dirancang secara khusus di laboratorium untuk mencocokkan dan menempel pada perubahan kromosom tersebut. Kemudian, mereka mencari perubahan ini di dalam darah.
Kombinasi alat canggih ini memungkinkan para peneliti membuat tes yang dipersonalisasi untuk mendeteksi dan melacak DNA kanker di darah masing-masing pasien.
Temuan ini melanjutkan penelitian mesothelioma sebelumnya oleh tim tersebut, termasuk studi yang mengidentifikasi tanda genom untuk memprediksi pasien mesothelioma yang dapat merespons imunoterapi.
Selain itu, penelitian Dr. Mansfield sebelumnya menunjukkan bagaimana chromosomal rearrangements memiliki potensi neoantigenik, artinya dapat membantu tubuh memicu respons imun terhadap sel kanker.
Tim ini berencana memperluas studi untuk melibatkan lebih banyak pasien dan menyempurnakan metode pengujian lebih lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.