KOMPAS.com - Kanker dapat terbentuk pada bagian tubuh mana saja, termasuk pada mesothelium.
Mesothelium merupakan selaput pelindung yang melapisi beberapa besar organ dalam tubuh, seperti paru-paru (pleura), jantung (perikardium), dan perut (peritoneum).
Kanker yang tumbuh pada mesothelium disebut mesothelioma.
Baca juga: Kanker Paru-paru
Dokter mengklasifikasikan mesothelioma berdasarkan bagian mesothelium yang terkena.
Jenis mesothelioma yang paling umum adalah mesothelioma pleura, yaitu kanker mesothelium yang tumbuh di lapisan paru-paru (pleura).
Sedangkan jenis mesothelioma yang lebih jarang terjadi adalah mesothelioma peritoneum (perut), perikardium (jantung), serta di area testis.
Mesothelioma termasuk jenis kanker yang langka, tetapi cukup agresif karena sel-sel kanker dapat merusak jaringan di sekitarnya.
Selain itu, sel-sel kanker juga dapat menyebar (bermetastasis) ke bagian tubuh lainnya.
Paparan debu asbes kerap diduga menyebabkan mesothelioma. Penyakit ini mungkin tidak menimbulkan gejala hingga puluhan tahun setelah terpapar serat atau debu asbes.
Pada sebagian besar kasus, seseorang yang terdiagnosis mesothelioma berusia di atas 65 tahun.
Merangkum Cancer Council Australia dan National Organization for Rare Disorders, terdapat beberapa jenis mesothelioma, di antaranya:
Baca juga: Kata Ahli tentang Makanan Pantangan untuk Penderita Kanker
Dirangkum dari Better Health Channel dan NORD, penyakit ini sulit disadari karena biasanya berkembang secara bertahap selama 20 sampai 60 tahun hingga muncul gejala.
Maka dari itu, penderita mungkin tidak akan merasakan gejala saat mesothelioma masih di stadium awal.
Gejala mesothelioma juga cukup bervariasi tergantung pada lokasi, jenis, dan stadium kanker.
Berikut beberapa gejala mesothelioma sesuai dengan organ yang terkena:
Baca juga: Bagaimana Memberi Dukungan kepada Penderita Kanker?
Menurut Mayo Clinic, mesothelioma terjadi akibat perubahan genetik atau mutasi DNA di dalam sel.
Baca juga: Malanutrisi Bisa Pengaruhi Keberhasilan Pengobatan Kanker
Kondisi ini menyebabkan sel terus tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Sel-sel inilah yang nantinya akan berubah menjadi sel kanker.
Meskipun demikian, penyebab mesothelioma masih belum diketahui secara pasti.
Dirangkum dari WebMD dan Mayo Clinic, faktor risiko utama mesothelioma adalah paparan asbes atau asbestos.
Asbes merupakan mineral yang kerap digunakan sebagai bahan konstruksi bangunan, seperti atap karena sifatnya yang tahan panas dan tahan api.
Asbes yang hancur akan menghasilkan serat atau debu halus, baik pada proses penambangan atau renovasi bangunan.
Jika terhirup, serat tersebut akan mengendap di dalam organ tubuh, termasuk di paru-paru dan rongga perut (peritoneum) yang menyebabkan mesothelioma.
Hal inilah yang menyebabkan paparan asbes menjadi faktor risiko utama dari penyakit ini.
Selain itu, terdapat beberapa kondisi lain yang meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit ini, di antaranya:
Baca juga: Hari Kanker Sedunia, Kenali 11 Cara Mencegah Kanker
Dikutip dari situs WebMD, diagnosis mesothelioma diawali dengan tanya jawab mengenai gejala dan riwayat kesehatan, serta kemungkinan adanya paparan asbes,
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi gejala mesothelioma.
Guna memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
Tes ini dilakukan untuk mengukur kadar fibulin-3, osteopontin, dan peptide dalam darah. Penderita mesothelioma umumnya memiliki kadar yang lebih tinggi.
Apabila pasien mengalami penumpukan cairan dalam tubuh akibat mesothelioma maka dokter akan mengambil sampel cairan tersebut dengan jarum.
Sampel cairan tersebut akan diteliti di lebih lanjut menggunakan mikroskop untuk mendeteksi keberadaan sel kanker.
Terdapat beberapa jenis pemeriksaan sampel cairan, di antaranya:
Pada pemeriksaan biopsi, dokter akan mengambil sampel jaringan dari bagian tubuh tertentu untuk diperiksa lebih lanjut di laboratorium.
Baca juga: Bisa Jadi Kanker, Kenali 8 Penyebab Sakit Punggung saat Bernapas
Beberapa jenis pemeriksaan biopsi yang dapat dilakukan, meliputi:
Terdapat beberapa jenis biopsi yang dilakukan sesuai dengan area tubuh yang diperiksa, yakni:
Pada pemeriksaan ini, dokter juga dapat sekaligus mengangkat seluruh tumor melalui dua prosedur berikut:
Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan tabung tipis melalui tenggorokan untuk mendeteksi tumor pada saluran pernapasan.
Baca juga: Tanda dan Gejala Tahi Lalat Berubah Menjadi Kanker
Jika ditemukan maka dokter akan mengambil sampel jaringan dari tumor untuk diteliti lebih lanjut.
Tes pencitraan yang umumnya digunakan untuk mendiagnosis mesothelioma, meliputi:
Melansir Mayo Clinic, metode penanganan mesothelioma akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan, lokasi kanker, dan tingkat penyebaran kanker.
Sayangnya, mesothelioma tergolong jenis kanker yang agresif sehingga sulit, bahkan tidak dapat disembuhkan.
Penanganan yang diberikan bertujuan untuk meredakan gejala dan memperpanjang harapan hidup pasien.
Beberapa metode penanganan yang dapat diberikan, meliputi:
Baca juga: 6 Jenis Kanker yang Bisa Memiliki Gejala Sakit Pinggang
Jika pasien didiagnosis mengidap mesothelioma tahap awal, dokter mungkin akan melakukan tindakan operasi untuk mengangkat sel kanker dan meredakan gejala.
Metode operasi yang dapat dilakukan, di antaranya:
Dokter mungkin juga akan menyuntikkan obat ke dada untuk mencegah cairan menumpuk kembali (pleurodesis).
Kemoterapi merupakan prosedur pengobatan dengan menggunakan bahan kimia yang sangat kuat untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker.
Kemoterapi dapat diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan sel kanker sehingga lebih mudah diangkat.
Kemoterapi juga dapat diberikan setelah operasi untuk mengurangi risiko kanker muncul kembali.
Baca juga: Mengapa Kolesterol Tinggi Dapat Menyebarkan Sel Kanker?
Terapi radiasi dilakukan dengan menembakkan sinar X atau sinar proton pada area tubuh yang terkena kanker.
Radioterapi dapat dilakukan setelah operasi untuk membunuh atau menghilangkan sel kanker yang tersisa.
Radioterapi juga dapat membantu meredakan gejala kanker tahap lanjut pada penderita yang tidak dapat menjalani operasi.
Selama proses pengobatan, dokter mungkin juga akan menyarankan pasien melakukan beberapa tindakan berikut:
Dirangkum dari Mayo Clinic dan NORD, mesothelioma dapat menimbulkan beragam komplikasi tergantung pada organ yang terkena.
Beberapa komplikasi yang dapat muncul akibat mesothelioma pleura, meliputi:
Baca juga: 5 Mitos Mengerikan Tentang Kanker yang Tak Perlu Anda Percaya Lagi
Sedangkan mesothelioma peritoneum dapat menimbulkan komplikasi berupa obstruksi usus.
Mengutip Mayo Clinic, beberapa tindakan yang dapat dilakukan mengurangi risiko terkena mesothelioma, meliputi:
Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.