KOMPAS.com-Untuk mencegah kondisi yang lebih serius, penting untuk mengenali gejala awal gangguan kejiwaan.
Jika sudah merasakan tanda-tanda awal gangguan kejiwaan, masyarakat harus segera mencari bantuan agar gejala tersebut tidak semakin parah.
"Seringkali istilah seperti orang dengan gangguan jiwa digunakan dengan nada negatif. Padahal, yang penting adalah pencegahan dan penanganan dini," ujar Ketua Ikatan Psikologi Klinis Himpunan Psikologi (IPK HIMPSI) Kalimantan Timur Ayunda Ramdhani, Minggu (8/12/2024) seperti ditulis Antara.
Baca juga: Apakah Kecanduan Judi Termasuk Gangguan Jiwa? Ini Kata Psikiater...
Ayunda menekankan, stigma negatif terhadap gangguan jiwa masih menjadi kendala besar dalam penanganan masalah kesehatan mental.
Ayunda menjelaskan, ada 3 aspek utama yang harus diperhatikan untuk mengenali gejala awal gangguan kejiwaan, yakni cara berpikir, perasaan atau emosi, dan perilaku seseorang.
"Kita perlu memperhatikan bagaimana seseorang berpikir, merasa, dan bertindak. Jika ada yang tidak seperti biasanya, itu bisa menjadi tanda awal gangguan kejiwaan," jelasnya.
Contoh gejala yang perlu diwaspadai termasuk kecemasan berlebihan, pikiran negatif terus-menerus, ketakutan akan sesuatu yang belum atau sudah terjadi (overthinking), serta perubahan perilaku seperti menarik diri dari lingkungan, tidak mau bersosialisasi, dan penurunan produktivitas dalam pekerjaan atau pendidikan.
"Bila seseorang mulai mengalami sulit tidur dan perubahan perilaku lainnya, sudah saatnya untuk berkonsultasi dengan psikolog," ujarnya.
Baca juga: 8 Tanda-tanda Gangguan Jiwa yang Perlu Diperhatikan
Ia juga menekankan pentingnya dukungan dari lingkungan sekitar. Dukungan pertemanan sangat membantu. Misalnya, jika teman-teman yang bersangkutan peka dan menyarankan untuk datang ke psikolog, itu sangat positif.
"Sebaliknya, jika teman-teman tidak peduli, itu justru bisa memperburuk keadaan," jelasnya.
Selain orang dewasa, anak-anak juga rentan mengalami masalah kejiwaan. Oleh karena itu, orang tua harus peka terhadap perubahan perilaku anak.
"Apabila anak mulai menunjukkan perilaku agresif, sering membolos tanpa alasan, atau mengeluh sakit saat mau ke sekolah, segera lakukan upaya preventif. Mungkin ada hal yang terjadi yang perlu ditangani dimulai dari orang tua," tutur Ayunda.
Ia juga menyinggung tentang insiden di mana seorang anak berusia 14 tahun melakukan tindakan kekerasan terhadap keluarganya.
"Kejadian seperti ini sangat memprihatinkan dan menunjukkan pentingnya penanganan dini. Bisa jadi ada faktor psikologis seperti halusinasi atau bisikan yang tidak jelas," ungkapnya.
Konsultasi dengan psikolog atau psikiater bertujuan untuk menentukan apakah seseorang mengalami gangguan dan jika diperlukan, mendapatkan pengobatan yang tepat.