Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar: Menurunkan Berat Badan Bisa Menjauhkan dari Diabetes

Kompas.com - 24/01/2025, 07:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Antara

KOMPAS.com - Prof. Dr. dr. Imam Subekti, Sp. P.D, Subsp. E.M.D. (K), FINASIM mengatakan bahwa mempelajari faktor penyebab kegemukan bisa menjadi langkah awal untuk menghindari diabetes.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini mengungkapkan bahwa menghindari faktor penyebab kegemukan dan menurunkan berat badan bisa menjadi cara efektif menghindari diabetes.

"Menurunkan berat badan bukan sekadar menghindarkan diri dari diabetes, tetapi juga dapat memperkecil berbagai risiko penyakit, seperti serangan jantung, darah tinggi, kolesterol, dan sebagainya," kata Imam seperti yang dikutip dari Antara pada Kamis (23/1/2025).

Baca juga: Bahan Herbal Apa yang Bisa Bantu Menurunkan Berat Badan? Ini 10 Daftarnya...

Secara umum, lanjut dia, ada lima hal yang perlu dilakukan untuk menurunkan berat badan, pertama mengatur pola makan.

Dalam mengatur pola makan, Anda perlu menghitung total kalori yang dibutuhkan untuk aktivitas harian, sehingga dapat ditentukan asupan yang diperlukan untuk terapi diet penurunan berat badan.

Penghitungan ini diharapkan dapat menurunkan kalori sebesar 500-1.000 kilo kalori per hari.

Kemudian, menjalani aktivitas fisik rutin. Aktivitas fisik dilakukan setidaknya tiga kali dalam satu minggu dengan durasi setidaknya 30 menit.

Ia mengatakan bahwa durasi dapat dinaikkan menjadi 45 menit, sementara sesi ditingkatkan menjadi lima kali dalam seminggu.

Ia merekomendasikan aktivitas yang bersifat aerobik, seperti berjalan kaki atau joging, berenang, bersepeda, atau senam.

Selanjutnya, komitmen untuk mengubah gaya hidup lebih sehat.

Baca juga: Apakah Mengurangi Konsumsi Garam Bisa Menurunkan Berat Badan?

Ia mangungkapkan fakta bahwa obesitas bukanlah kondisi yang terjadi secara tiba-tiba, melainkan berlangsung secara bertahap dalam jangka waktu panjang.

Oleh karenanya, menurut dia diperlukan komitmen secara terus-menerus untuk melakukan perubahan terhadap gaya hidup yang dijalani.

"Obat sering kali diperlukan, jika program pengaturan makan (terapi diet) dan aktivitas fisik belum berhasil mencapai target penurunan berat badan," ujarnya.

Apabila cara pertama hingga keempat tidak berhasil, maka dapat dipertimbangkan untuk menjalani tindakan bedah bariatrik, yakni operasi pemotongan lambung.

Imam juga menjelaskan, perjalanan obesitas menjadi diabetes terjadi melalui beberapa tahap.

Tahap awal, akibat resistensi insulin, gula darah mulai meningkat, tetapi belum menimbulkan gejala.

Tahap ini, kata dia, disebut prediabetes, yaitu kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan berada di atas kisaran normal, tetapi belum sampai pada kriteria diabetes.

Tahap berikutnya disebut diabetes, yaitu kadar gula darah puasa dan atau sesudah makan sudah sampai pada angka yang sesuai dengan kriteria diabetes.

Pada tahap ini, mulai ada gejala diabetes, antara lain sering buang air kecil, banyak minum, banyak makan, tetapi berat badan turun.

Baca juga: 3 Olahraga Ini Baik untuk Menurunkan Berat Badan Penderita Diabetes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau