KOMPAS.com - Penyakit leptospirosis terus meningkat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kenaikan signifikan leptospirosis terjadi di tahun 2022, yang naik hampir tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Masyarakat yang berada di titik rawan banjir perlu mewaspadai penyakit yang ditularkan oleh kencing tikus ini.
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira yang menyebar lewat urine atau darah hewan terinfeksi, misalnya saja tikus, sapi, anjing, dan babi. Infeksi ini tidak bisa dianggap enteng.
"Bakteri leptospira paling sering disebarkan jika ada kontak dengan benda yang terkontaminasi. Biasanya di genangan atau lumpur setelah banjir, kemudian ada luka di kulit atau tubuh kita yang terkena air genangan terkontaminasi, itu bisa jadi sumber infeksi," papar dr.Bonita Effendi Sp.PD dalam wawancara secara online (10/3).
Masa inkubasi leptospirosis bisa terjadi antara 2-14 hari. Ada pun gejala-gejala yang timbul mulai dari demam disertai nyeri kepala, nyeri otot seperti pegal linu, dan tubuh terasa lesu.
Baca juga: Hati-hati Leptospirosis, Jangan Sembarangan Buang Bangkai Tikus
Menurut dr.Bonita, ada dua fase infeksi lepstospirosis, yaitu fase awal saat mulai timbul gejala dan fase imun di mana bakteri mulai menyerang organ-organ tubuh.
"Fase imun ini adalah fase yang berbahaya, pada orang yang daya tahan tubuhnya rendah bisa menyebabkan komplikasi berat seperti gagal ginjal," ujar dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah, Puri Indah Jakarta ini.
Saat terjadi infeksi, tubuh akan berusaha mengeluarkan bakteri leptospira lewat urine. Namun proses sekresi ini bisa menganggu fungsi ginjal itu sendiri sehingga bisa menyebabkan gagal ginjal, bahkan kematian.
Baca juga: Air Kelapa Dapat Menyembuhkan Penyakit Apa Saja? Berikut 8 Daftarnya…
Oleh karena itu, dr.Bonita menyarankan agar orang yang mengalami gejala-gejala awal terinfeksi, terlebih sebelumnya pernah kontak dengan area bekas banjir, harus segera berobat untuk mencegah komplikasi.
"Jika masih di fase awal dan langsung terdiagnosis lepstospirosis, bisa langsung mendapat pengobatan sehingga tidak berkembang berat. Yang jadi kendala jika pasien daya tahan tubuhnya rendah dan terlambat mendapat pengobatan," lanjutnya.
Pencegahan leptospirosis bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri, memastikan kebersihan air yang diminum, serta memakai sepatu bot dan sarung tangan saat beraktivitas di tempat banjir atau setelah banjir.
Baca juga: Pascabanjir Jabodetabek, Ini 5 Penyakit yang Harus Diwaspadai...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.