KOMPAS.com – Dokter spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo, Dr. dr. Alvina Widyaningsih, menegaskan bahwa penyakit autoimun bukanlah penyakit menular.
Ia menjelaskan bahwa autoimun terjadi karena sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi dengan baik.
“(Penyakit autoimun) bukan penyakit menular. Penyakit ini adalah kondisi di mana sistem kekebalan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik,” ujar Alvina, seperti dikutip dari Antara, Selasa (11/3/2025).
Baca juga: Seperti Apa Gatal karena Diabetes? Berikut 4 Ciri-cirinya…
Menurutnya, sistem kekebalan tubuh manusia seharusnya dapat mengenali sel tubuh sendiri, bakteri, dan virus yang harus dihancurkan.
Namun, pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuh ini tidak dapat berfungsi dengan baik, bahkan cenderung menyerang tubuhnya sendiri.
Akibat kegagalan mengenali sel tubuh sendiri, terjadi kerusakan berbagai organ seperti organ pernapasan, organ darah dan lainnya karena sel tubuh menyerang diri sendiri.
Baca juga: Bahaya Anak Puasa Tanpa Sahur, Dokter Ungkap Risikonya
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa seharusnya sistem kekebalan tubuh bekerja untuk melawan bakteri dan virus.
Namun, pada penderita autoimun, sistem ini justru menyerang sel-sel tubuh, seperti sel darah, sel saraf, ginjal, dan kulit.
Faktor penyebab munculnya penyakit autoimun ini, menurut Alvina, antara lain adalah faktor genetik atau keturunan.
Baca juga: Bisa Picu Efek Samping, Ini Jenis Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Pisang
Meskipun demikian, faktor genetik ini tidak akan berfungsi tanpa adanya faktor pemicu dari lingkungan.
“Genetik itu tidak bisa berdiri sendiri, itu muncul dan bermanifestasi gennya kalau ada faktor pemicu dari lingkungan yang kemudian membuat genetik bermanifestasi sehingga menjadi gangguan imun,” tambahnya.
Berbagai faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya penyakit autoimun pada seseorang yang memiliki riwayat genetik autoimun antara lain meliputi faktor hormonal.
Baca juga: Apa Penyebab Gatal pada Wajah dan Leher? Berikut 10 Daftarnya…
Alvina mengungkapkan, faktor hormonal sering kali menjadi pemicu, terutama bagi perempuan.
Selain itu, paparan sinar ultraviolet, infeksi virus atau bakteri, termasuk virus Covid-19, serta zat kimia dalam makanan dan lingkungan dapat berkontribusi menyebabkan autoimun.
Alvina juga memberikan rekomendasi bagi masyarakat, terutama yang memiliki riwayat keluarga atau genetik autoimun.
Ia menyarankan untuk mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan yang mengandung bahan kimia, zat aditif, atau makanan olahan yang mengandung banyak proses (ultra processed food), serta menerapkan pola hidup sehat.
“Walau tak secara langsung ada reaksi autoimun pada zat kimia tersebut, namun zat kimia ini dapat meningkatkan risiko autoimun,” tutupnya.
Baca juga: 10 Penyebab Tiba-tiba Gatal Seluruh Badan, Tak Hanya Kulit Kering
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Health
Brandzview
Hype
Food
Tekno
Health
Brandzview
Health
Tekno
Lifestyle
Tren
Lifestyle
Health
Health