Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cara Berkomunikasi dengan Penderita Alzheimer

Kompas.com - 13/03/2025, 15:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pastikan juga pasien sedang dalam kondisi nyaman, tidak lapar, dan tidak sakit. Hal ini mendukung pasien untuk fokus dan memperhatikan kita saat berkomunikasi.

Selain itu, perhatikan gaya bahasa dan pemilihan kata. Bicaralah secara tenang, perlahan, dan jelas dengan menggunakan kata-kata atau kalimat yang singkat dan sederhana.

Jika ingin mengajukan pertanyaan, maka hindari pertanyaan terbuka. Sebaiknya, berikan pertanyaan dengan jawaban “iya” atau “tidak” untuk mempermudah mereka dalam memproses informasi dan pertanyaan serta menjawabnya.

Hindari memberikan terlalu banyak pertanyaan dan membicarakan banyak hal sekaligus. Dengan begitu, mereka tidak akan mudah merasa kewalahan saat berbicara dan menjawab pertanyaan.

Jika pasien mengalami kesulitan saat berbicara atau mengungkapkan pikirannya dengan jelas, tetaplah menaruh fokus pada mereka. Mendengarkan dengan penuh perhatian akan membuat mereka merasa dihargai.

Mereka akan merasa sedang diperhatikan dengan baik ketika diberi isyarat seperti kontak mata, anggukan, dan senyuman.

Perhatikan bahasa tubuh karena mereka mungkin lebih banyak berkomunikasi melalui ekspresi wajah, nada suara, ataupun gerakan tubuh.

Seorang pendengar yang aktif dapat lebih mudah memahami konteks, perasaan, atau kebutuhan mereka dengan lebih baik.

Terkadang kita lupa bahwa bahasa tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga bahasa non-verbal seperti bahasa tubuh (Alzheimer’s Society, 2022).

Ekspresi wajah, kontak mata, dan gerakan tangan dapat membantu dalam menyampaikan suatu pesan.

Jika masih kesulitan, penggunaan gambar atau benda juga dapat membantu pasien memahami pesan yang ingin disampaikan.

Kontak fisik seperti menggenggam tangan juga dapat membantu mereka dalam memahami pesan dan perasaan yang ingin ditunjukkan, serta membuat mereka merasa nyaman dan didukung.

Yang terpenting, jangan terlalu memaksakan pasien Alzheimer untuk mengingat sesuatu atau nama seseorang karena hal ini hanya akan membuat stres dan tekanan berlebih (National Institute on Aging, 2025).

Berkomunikasi dengan pasien Alzheimer memang memiliki tantangan tersendiri. Namun, dengan cara tepat, interaksi yang lebih nyaman dan bermakna dapat terbentuk.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berkomunikasi adalah menyiapkan diri sendiri dengan sikap tenang dan sabar, memastikan pasien dalam kondisi baik, menggunakan gaya bahasa sederhana dan jelas, serta menjadi pendengar yang aktif.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau