Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Cara Berkomunikasi dengan Penderita Alzheimer

Kompas.com - 13/03/2025, 15:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Happy Marsya, Jenny Kezia, Juvinto, Yolanda, dan Ninawati*

ALZHEIMER adalah penyakit otak yang ditandai dengan penurunan progresif dari fungsi kerja otak, mulai dari ingatan, kemampuan berpikir, perilaku, hingga kemampuan berbicara.

Penurunan fungsi kompleks hingga dasar dari otak tak hanya mempersulit para pasien Alzheimer dalam mengekspresikan diri, tetapi juga mempersulit anggota keluarga atau orang yang merawat dalam memahami mereka.

Berdasarkan hasil statistika Alzheimer’s Indonesia (22/04/2019), pasien Alzheimer khususnya di Indonesia akan meningkat menjadi 2 juta pada 2030 dan 4 juta pada 2050. Angka tersebut mengerikan jika dibanding data pada 2016, yakni sekitar 1,2 juta penyandang.

Menurut World Health Organization (2023), setiap tahun ada sekitar 10 juta kasus baru di seluruh dunia. Belum diketahuinya pasti mengenai penyebab hingga obat penyembuhan.

Angka-angka tersebut tidak dapat disepelekan. Tidak hanya pasien yang terdampak, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.

Anggota keluarga atau orang yang merawat seringkali merasa frustasi dan kewalahan hingga depresi ketika berkomunikasi dengan pasien Alzheimer (Au, et al., 2010).

Ketidakmampuan pasien dalam mengingat kata-kata, merangkai kalimat, atau bahkan mengenali orang-orang di sekitarnya dapat membuat komunikasi yang mendasar menjadi tantangan besar.

Namun, dengan memahami cara berkomunikasi yang efektif, anggota keluarga dan perawat dapat membangun hubungan positif.

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi dengan pasien Alzheimer agar kenyamanan dan penghargaan dalam interaksi serta komunikasi dapat dirasakan oleh pasien.

National Institute on Aging (2025) menjelaskan, paling utama yang harus diketahui sebelum berinteraksi dengan pasien Alzheimer adalah sikap dan emosi dapat memengaruhi suasana percakapan.

Pasien Alzheimer sebaiknya didekati dengan suasana hati yang tenang, hangat, dan positif.

Kesabaran juga harus diterapkan saat mendengar dan berbicara, berikan waktu lebih untuk pasien merespons.

Jika kelelahan atau stres dirasakan, sebaiknya luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri sebelum interaksi dilakukan.

Selanjutnya, komunikasi dengan pasien Alzheimer akan lebih mudah jika dilakukan di tempat tenang dengan sedikit gangguan dari suara berisik atau aktivitas lain seperti televisi.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau